Minum kopi sudah menjadi kebiasaan umum, terutama di kalangan masyarakat perkotaan. Bagi banyak orang, secangkir kopi di pagi hari dapat meningkatkan semangat dan memperbaiki suasana hati. Namun, bagi sebagian orang, kopi justru menimbulkan efek samping: perut terasa tidak nyaman dan muncul dorongan untuk buang air besar (BAB).
Kenapa Kopi Bisa Memicu BAB?
Meski tidak semua orang merasakannya, penelitian yang dikutip dari situs Health menyebut sekitar sepertiga populasi mengalami keinginan BAB setelah mengonsumsi kopi, terutama wanita. Efek ini bisa terjadi bahkan setelah minum kopi dalam jumlah sedikit, dan bisa terasa hanya dalam beberapa menit.
Dilansir detikHealth dari Eating Well, berikut alasan mengapa kopi bisa membuat seseorang ingin BAB:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kafein Merangsang Hormon Pencernaan
Kopi mengandung kafein yang dapat meningkatkan hormon seperti kolesistokinin (CCK), gastrin, dan motilin. Hormon-hormon ini berperan dalam meningkatkan gerakan otot di saluran cerna (motilitas usus), sehingga proses pencernaan berlangsung lebih cepat. Kolesistokinin juga mempercepat produksi empedu, yang membantu melancarkan pengolahan limbah dalam tubuh.
2. Aktivasi Usus Besar
Saat tidur, sistem pencernaan kita ikut beristirahat. Ketika pagi tiba dan kita minum kopi, sistem pencernaan langsung aktif kembali. Kopi merangsang usus besar untuk bekerja, memindahkan sisa makanan ke rektum hanya dalam hitungan menit.
3. Peningkatan Hormon Gastrin
Selain memberi dorongan energi, kopi juga meningkatkan kadar gastrin-hormon yang memicu pergerakan otot lambung (peristalsis). Hal ini menyebabkan usus mulai berkontraksi, memicu pergerakan limbah keluar dari tubuh.
Faktor-Faktor yang Memperkuat Efek Ini
Beberapa hal dapat memperkuat efek kopi yang memicu BAB, antara lain:
1. Waktu Konsumsi
Minum kopi di pagi hari, saat perut kosong, dapat mempercepat respons usus.
2. Jenis Kopi
Tiap jenis kopi mengandung kadar kafein yang berbeda. Kopi robusta, misalnya, mengandung lebih banyak kafein dibandingkan arabika. Meskipun kopi tanpa kafein (decaf) memiliki kadar kafein rendah, tetap saja bisa menimbulkan efek serupa pada sebagian orang.
3. Suhu Seduhan
Kopi panas dan es kopi memiliki perbedaan cara penyeduhan. Es kopi yang direndam lama menghasilkan seduhan lebih pekat, yang bisa memicu respons tubuh lebih kuat dalam merangsang usus.
Baca juga: Ingin BAB Usai Minum Kopi, Ini Penyebabnya |
(nkm/nkm)