Seorang wanita berinisial Y terpaksa membawa jenazah janinnya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju Pelabuhan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, dengan taksi online. Hal itu terjadi karena Y tidak memiliki biaya bayar ambulans.
Dilansir detikBali, peristiwa tersebut terjadi Minggu (6/4/2025). Y menuturkan awalnya ia datang ke RSUD NTB pada Jumat (4/4/2025) malam karena tidak merasakan gerakan janin sejak Selasa (1/4/2025).
Kemudian dilakukan pemeriksaan dan disebutkan jika janin berusia 24 minggu lima hari itu mati atau kematian janin dalam rahim (KJDR).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) merencanakan terminasi atau pengakhiran kehamilan dengan mengeluarkan janin," ungkap Y, Senin (7/4/2025).
Lalu janin perempuan asal Sumbawa Barat itu bisa dikeluarkan pada Minggu (6/4/2025) pagi. Beberapa jam kemudian janin berbobot 650 gram itu dibawa ke ke instalasi forensik untuk dipulangkan.
Sayangnya, Y tak memiliki biaya untuk membawa jenazah dengan ambulans. Sehingga keluarga Y terpaksa memesan taksi online.
Direktur RSUD NTB Lalu Herman Mahaputra membenarkan peristiwa tersebut. Menurut dia, pemulangan jenazah ditanggung oleh keluarga pasien, termasuk bagi keluarga tidak mampu atau peserta BPJS Kesehatan.
Lebih lanjut Herman mengatakan, rumah sakit sempat berupaya mencari solusi terkait masalah tersebut. "Keluarga takut jenazah janin tersebut mengeluarkan aroma tidak sedap atau berbau akhirnya membawanya dengan taksi online," ungkapnya.
Herman berjanji RSUD NTB memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat termasuk pemulangan jenazah. RSUD NTB juga sudah menjajaki kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB terkait bantuan pemulangan jenazah.
Baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)