Seorang pria ditemukan dalam keadaan selamat dan telah dibawa keluar dari bawah puing-puing bangunan di ibu kota Myanmar, Naypyidaw. Pria tersebut berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat setelah 100 jam atau sekitar 5 hari tertimbun di bawah reruntuhan akibat gempa bumi.
Dilansir detikNews dari CNN dan AFP, Rabu (2/4/2025), gempa bermagnitudo (M) 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3). Gempa tersebut menghancurkan banyak bangunan dan menyebabkan lebih dari 2.700 orang tewas.
Proses pencarian korban terus dilakukan tim penyelamat. Pada Rabu (2/4), petugas penyelamat menarik keluar seorang pria dari reruntuhan gedung di Naypyidaw. Peristiwa bak mukjizat ini menghidupkan lagi semangat para petugas untuk mencari korban lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria tersebut terlihat kelelahan dan dalam kondisi acak-acakan saat ditarik keluar memakai bantuan kantong udara di antara pecahan lempengan beton. Proses penyelamatan itu disambut tepuk tangan meriah.
Sehari sebelumnya, seorang wanita berusia 62 tahun juga ditarik dari pecahan lempengan beton di Naypyidaw. Di tempat lain, tim penyelamat asal China menarik empat orang termasuk seorang anak berusia 5 tahun dan seorang wanita hamil dari reruntuhan pada Senin (31/3).
Petugas penyelamatan kini berpacu dengan waktu dan kondisi gedung yang rentan runtuh karena gempa terus berlanjut. Pada Senin malam, dua hotel runtuh di Mandalay yang dekat dengan pusat gempa sekaligus kota terpadat kedua di negara itu.
"Dengan gempa susulan ini, kematian masih terjadi. Banyak orang masih tidur di tempat terbuka di jalanan atau di taman karena mereka terlalu takut untuk kembali ke rumah mereka. Dan tentu saja, ini menghambat upaya kami untuk menjangkau mereka dan memberikan jenis dukungan yang mereka butuhkan," kata Direktur Myanmar di Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Michael Dunford.
Organisasi-organisasi kemanusiaan terus menekankan perlunya bantuan mendesak, terutama ke daerah-daerah yang lebih terpencil di negara itu. Rakyat Myanmar telah hidup dalam kesulitan sejak perang saudara pecah 4 tahun lalu.
(dhm/dhm)