Masjid Al-Safa yang Didirikan Sahabat Rasulullah SAW 1.350 Tahun Lalu Dipugar

Masjid Al-Safa yang Didirikan Sahabat Rasulullah SAW 1.350 Tahun Lalu Dipugar

Devi Setya - detikSumut
Kamis, 27 Mar 2025 05:00 WIB
Masjid Al Safa di Baha
Foto: Masjid Al Safa di Baha. (Dok. SPA)
Jakarta -

Sebuah masjid berusia 1.350 tahun di wilayah Baha baru saja selesai dipugar. Sejarah mencatat, bahwa pendiri masjid tersebut adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.

Dilansir detikHikmah dari Arab News, Rabu (26/3/2025) Masjid Al-Safa adalah salah satu bangunan bersejarah dari abad ke-13. Masjid di wilayah Baha, Arab Saudi ini merupakan satu dari 130 masjid bersejarah yang masuk sebagai tempat bersejarah yang dipugar.

Adapun renovasi masjid ini masuk dalam program dari Proyek Pangeran Mohammed bin Salman untuk Pembangunan Masjid Bersejarah. Tujuan dari program tersebut untuk menghidupkan kembali warisan arsitektur dan menonjolkan budaya asli Baha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Al-Safa yang terkenal dengan konstruksi bergaya Sarawat ini direnovasi untuk menjaga integritas historisnya, sekaligus untuk meningkatkan elemen struktural dan estetikanya.

Meski mengalami pemugaran, keaslian konstruksi dan arsitektur masjid ini tetap dijaga. Proses renovasi memprioritaskan penggunaan bahan-bahan alami.

ADVERTISEMENT

Demi menjaga keaslian bangunan material yang digunakan berupa Batu Gunung Sarawat dan kayu lokal untuk langit-langit, jendela, dan pintu.

Masjid ini memiliki kapasitas 31 jemaah dengan luas 78 meter persegi. Setelah pemugaran, kapasitas masjid tidak berubah, alasannya demi menjaga keaslian bangunan.

Sejarah Masjid Al-Safa

Masjid Al-Safa di Baha dibangun sekitar 1.300 tahun yang lalu. Masjid ini terletak di lorong sempit yang menjadi ciri khas desa-desa pegunungan tinggi di wilayah tersebut. Kawasan Baha terkenal dengan kontur geografis berupa lembah dan pegunungan.

Struktur bangunan masjid terkenal karena konstruksi batunya dan bukaan yang terbatas. Tiang-tiang dengan bentuk khas menjadi menyangga masjid, dan pemugarannya meliputi pelestarian dan pembangunan kembali tiang-tiang ini, dengan menggabungkan ukiran tangga tradisional.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa masjid ini didirikan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, Sufyan bin Auf Al-Ghamdi. Secara historis, masjid ini berfungsi sebagai pusat sosial yang penting, memfasilitasi pertemuan masyarakat untuk menyelesaikan perselisihan dan membahas urusan desa, terutama di waktu antara salat Magrib dan Isya.

Masjid ini merupakan salah satu dari 30 masjid di 13 wilayah dalam tahap kedua proyek, yang meliputi enam masjid di Riyadh, lima masjid di Makkah, empat masjid di Madinah, tiga masjid di Asir, dan masing-masing dua masjid di Provinsi Timur, Jouf, dan Jazan. Perbatasan Utara, Tabuk, Baha, Najran, Hail, dan Qassim masing-masing memiliki satu masjid dalam program tersebut.

Fase kedua merupakan kelanjutan dari fase pertama yang rampung pada tahun 2018, di mana 30 masjid dipugar di 10 wilayah. Perusahaan-perusahaan Saudi dan pakar restorasi warisan budaya memimpin upaya pembangunan.

Proyek ini menyeimbangkan standar konstruksi tradisional dan modern, memastikan keberlanjutan komponen masjid sekaligus melestarikan warisan budaya.

Proyek yang dimulai sejak 2018 ini bertujuan untuk membangun dan merenovasi sebanyak 130 masjid bersejarah di seluruh Kerajaan Saudi. Masjid-masjid ini akan mengalami perbaikan tanpa menghilangkan bentuk dan arsitektur aslinya.

Tujuannya adalah untuk melestarikan masjid-masjid bersejarah dan berbagi pengetahuan soal budaya, sejarah, dan warisan Arab Saudi.

Baca selengkapnya di sini




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads