Melihat Masjid Lama Gang Bengkok, Dibiayai Pakai Dana Saudagar Kaya Tiongkok

Sumut in History

Melihat Masjid Lama Gang Bengkok, Dibiayai Pakai Dana Saudagar Kaya Tiongkok

Kartika Sari - detikSumut
Minggu, 09 Mar 2025 13:30 WIB
Potret Masjid Lama Gang Bengkok Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Foto: Potret Masjid Lama Gang Bengkok Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Medan -

Burhanudin Siregar (65) begitu khusyuk membaca Al-Quran usai Salat Zuhur di Masjid Lama Gang Bengkok Medan. Sesekali, ia bercengkrama dengan jamaah masjid sambil bersender ke tiang masjid.

"Sudah lebih dari 50 tahun lebih lah saya jadi jamaah masjid ini. Dulu pergi sama bapak ibu kalau tarawih, rumah saya dekat di belakang ruko-ruko ini. Biasanya ke sini Zuhur terus pulang siap Isya," ungkap Burhan kepada detikSumut, Jumat (7/3/2025).

Burhan mengenang Masjid Lama Gang Bengkok yang masih mempertahankan ciri khasnya dari segi bangunan dan tradisinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu waktu kecil kita sering naik ke menara sama teman-teman, banyak yang baca Al-Quran dulu di sini, terus makan bubur sop yang ada tiap buka puasa, serasa mengenang lah kalau ke sini," ujarnya.

Masjid Lama Gang Bengkok punya konsep masjid yang cukup unik. Lokasinya yang berada di gang kecil namun tidak pernah sepi dari jamaah yang beribadah ataupun sekedar melepas penat di teras masjid.

ADVERTISEMENT
Potret Masjid Lama Gang Bengkok Medan. (Kartika Sari/detikSumut)Foto: Potret Masjid Lama Gang Bengkok Medan. (Kartika Sari/detikSumut)

Begitu masuk ke pelataran masjid, detikers dapat melihat bangunan masjid yang cukup unik berbentuk kelenteng. Warna hijau dengan paduan kuning mendominasi keseluruhan masjid.

Pilar-pilar yang menyanggah masjid yang terkesan jadul, begitu juga dengan dinding masjid yang dilapisi keramik model tempo dulu.

"Arsitektur fisik bangunan lebih kental kepada dua budaya yaitu Tiongkok dan Melayu. Melayu karena bangunan masjid ini berdiri di atas tanah Kesultanan Deli, dari segi warna ada kuning dan hijau. Bisa kita lihat dari kejauhan masjid ini percis berbentuk seperti kelenteng," tutur Pengurus BKM Masjid Lama Gang Bengkok, Shilmi.

Begitu masuk ke dalam masjid, detikers dapat melihat ada sebuah mimbar khatib yang unik dengan 13 anak tangga bercorak bunga teratai dan bunga matahari didominasi warna kuning.

"Mimbar ini seperti singgasana kerajaan dengan motif bunga teratai dan di atas itu ada bunga matahari seperti mahkotanya. Setiap masjid yang di bawah naungan kerajaan pasti ada 2 mimbar," ujarnya.

Sementara itu, Shilmi juga mengatakan ornamen bulat tak terputus yang berada di dekat asbes ini filosofinya memiliki arti sudah menjadi satu kesatuan tanpa memandang suku maupun kekayaan.

Pembangunan Masjid Didanai Tjong A Fie

Penamaan Masjid Lama Gang Bengkok ini diketahui lantaran letaknya di dalam gang yang punya bentuk yang bengkok. Hal ini membuat nama masjid ini dikenal hingga saat ini.

"Masjid Lama Gang Bengkok ini berdiri dibangun pada tahun 1874 menurut keturunan Kesultanan Serdang yaitu Bapak Ibnu Sina. Kalau di prasasti itu dibangun pada tahun 1890, bertepatan diangkatnya Sultan Mahmud Al Rasyid menjadi Sultan pada 1874," ujar Shilmi.

Masjid ini berdiri di tanah wakaf dari seorang datuk bernama Haji Muhammad Ali atau dikenal sebagai Datuk Kesawan yang menguasai daerah Kesawan dulunya. Menariknya, pembiayaan pembangunan masjid ditanggung oleh Tjong A Fie.

"Beliau mewakafkan tanah ini lalu dibangunlah masjid ini dengan peletakan batu pertama oleh Sultan, namun seluruh biaya pembangunan ini diambil alih oleh saudagar keturunan China beragama Konghucu yaitu Tjong A Fie sampai selesai. Makanya kita lihat fisik bangunan kental kepada gaya Melayu dan Tiongkok," kata Shilmi.

Di pekarangan masjid terdapat makam bersejarah yang terdapat makam milik keluarga Datuk Muhammad Ali, kemudian ada makam cucu Tjong A Fie.

"Cucu Tjong A Fie sebagian ada yang muslim dan meminta untuk dimakamkan tempat masjid yang dibangun atuknya," cerita Shilmi.

Nah, menariknya, masjid ini juga memiliki sumur tua yang diduga sudah berusia lebih dari 100 tahun. Sumur tua ini berada di toilet pria yang menjadi sumber utama kebutuhan air di masjid ini.

"Kalau kita baca sejarah Sumut, ada ditemukan sumur tua di Gang Bengkok tahun 1700an, apakah ini sumur tua yang ada di Masjid Lama Gang Bengkok yang punya diameter 2x2m, dan ini dipakai sampai sekarang. Sumur ini tidak pernah surut dan kering ketika kemarau dan tidak pernah bau atau menguning ketika musim hujan," jelasnya.

"Mungkin ya bangunan ini sebelum masjid itu ada bangunan lain, entah itu surau, karena saya lihat waktu penggantian keramik di dalam ada bentuk bangunan sudah di dalam itu. Kemungkinan itu dulu surau karena perkembangan di Kota Medan ini yang tidak cukup menampung jumlah kecil, maka diperbesar," sambungnya.




(mjy/mjy)


Hide Ads