Sulitnya Tukar Uang Baru di BI Bikin Warga Pilih Kena Biaya Admin 10 Persen

Round Up

Sulitnya Tukar Uang Baru di BI Bikin Warga Pilih Kena Biaya Admin 10 Persen

Tim detikSumut - detikSumut
Rabu, 26 Mar 2025 08:00 WIB
Penukaran uang baru untuk Lebaran tengah dilakukan di Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2023). Ratusan warga mengantre.
Ilustrasi penukaran uang baru (Foto: Pradita Utama)
Medan -

Momen Hari Raya Idul Fitri memang identik dengan penukaran uang baru sebagai tunjangan hari raya (THR) yang nantinya akan dibagikan ke sanak saudara. Namun, mendapatkan uang baru tidaklah mudah.

Seperti yang diceritakan seorang warga Medan, Rahyuni. Dia gagal memesan penukaran uang lewat aplikasi yang disiapkan Bank Indonesia (BI)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Udah ikut war pemesanan dari website BI enggak dapat juga. Yang terakhir udah sempat satu langkah lagi tapi malah gagal," ungkap warga Medan Rahyuni kepada detikSumut, Selasa (25/3/2025), kemarin.

Cerita yang sama disampaikan warga lainnya, Ghea. Dia bahkan rela membayar lebih untuk mendapatkan tukaran uang.

ADVERTISEMENT

"Saya pertama cari di facebook, ada dapat campuran uang layak edar sama uang baru itu Rp 450 ribu, biaya adminnya Rp 45 ribu terus ongkir dari Martubung ke rumah itu Rp 10 ribu," ucap Ghea.

Ghea menyebutkan bahwa dirinya juga kembali menukarkan uang baru kepada rekannya. Adapun untuk biaya admin, dia harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu untuk penukaran uang dengan nominal Rp 100 ribu.

"Tukar lagi dapat uang baru sama teman, biayanya Rp 10 ribu untuk Rp 100 ribu. Ya enggak apa lah ada admin daripada enggak dapat pecahan barunya, tukar di BI enggak bisa," kata Ghea.

Sementara penukaran uang di jalanan yang ada di dekat Lapangan Merdeka Medan, biaya admin yang dikenakan mencapai 25 persen dari jumlah uang yang ditukarkan. Seperti diceritakan penjual uang pecahan bernama Irda (bukan nama sebenarnya), dia membeberkan untuk 1 blok pecahan uang Rp 10 ribu dijual seharga Rp 1.250.000.

Irda bercerita bahwa tahun ini ada peningkatan biaya atau upah adminnya lantaran sulitnya mendapat pasokan uang baru sementara permintaan yang cukup tinggi.

"Susah dapat uangnya, ini aja kami beli uangnya dari tangan ke tangan. Kita jual pecahan Rp 5.000 itu tahun lalu adminnya Rp 50 ribu, ini naik karena susah itu. Makin mahal lah nanti kalau mau dekat lebaran," ucap Irda.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads