Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) diperingati di Indonesia setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret. Peringatan tersebut menjadi salah satu momen bersejarah yang penting untuk dikenang.
Untuk memperingatinya, nyanyikan lagu nasional yang diciptakan oleh Ismail Marzuki berikut. Artikel detikSumut kali ini menyajikan lirik "Halo-halo Bandung" yang menjadi lagu peristiwa Bandung Lautan Api.
Lirik Lagu Halo-halo Bandung
Intro:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
C G C G C
Verse:
C G
Halo-halo Bandung
F G
Ibu kota periangan
F C
Halo-halo Bandung
G C
Kota kenang-kenangan
C G
Sudah lama beta
F
Tidak berjumpa dengan kau
C G
Sekarang telah menjadi lautan api
C G C
Mari bung rebut kembali
Verse:
C G
Halo-halo Bandung
F G
Ibu kota periangan
F C
Halo-halo Bandung
G C
Kota kenang-kenangan
C G
Sudah lama beta
F
Tidak berjumpa dengan kau
C G
Sekarang telah menjadi lautan api
C G C
Mari bung rebut kembali
Outro:
C G C G C
Pencipta Lagu Halo-halo Bandung
Lagu "Halo-halo Bandung" diciptakan oleh seorang pahlawan nasional bernama Ismail Marzuki. Beliau juga dikenal dengan karya-karya lagunya yang lain, seperti Rayuan Pulau Kelapa (1944), Gugur Bunga (1945), dan sebagainya.
Ismail Marzuki bersama istrinya, Eulis Zuraidah, sempat menyinggahi Bandung tetapi mereka meninggalkannya karena Sekutu mengeluarkan suatu ultimatum. Tak lama setelahnya, peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) terjadi.
Kenangan atas kejadian itu mengilhami Ismail Marzuki untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu ciptaannya berjudul "Hallo Bandung". Lagu tersebut menjadi lebih menggelora dan membakar semangat perjuangan.
Peristiwa Bandung Lautan Api
Merujuk website Pemerintah Kota Bandung, peristiwa Bandung Lautan Api bermula saat kondisi di Bandung semakin memanas akibat kedatangan pasukan Sekutu yang dipimpin Brigade MacDonald pada tanggal 12 Oktober 1945.
Situasi itu dikarenakan penduduk kecuali Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan polisi wajib menyerahkan senjata ke Sekutu. Namun, orang-orang Belanda yang bebas dari kamp tahanan mengacaukan keamanan sehingga terjadi bentrok.
Sekutu pun mengeluarkan ultimatum pertama agar semua warga Indonesia tanpa terkecuali mengosongkan wilayah Bandung Utara paling lambat pada 29 November 1945 pukul 12.00 untuk dijadikan wilayah kekuasaan mereka.
Para pasukan Indonesia menjawab ultimatum tersebut dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai tempat. Posisi Sekutu yang semakin terdesak membuat mereka mengeluarkan ultimatum kedua lewat Perdana Menteri Syahrir.
Pada 23 Maret 1946, pasukan Indonesia diminta meninggalkan Bandung Selatan paling lambat pada 24 Maret 1946. Walaupun awalnya ditolak, Bandung akhirnya ditinggalkan tetapi dibumihanguskan terlebih dahulu di berbagai titik lokasi.
Itu dia lirik "Halo-halo Bandung" yang menjadi lagu peristiwa Bandung Lautan Api. Nyanyikan yuk, detikers!
(dhm/dhm)