14 Maret 2025 Rayakan White Day, Ini Sejarahnya

14 Maret 2025 Rayakan White Day, Ini Sejarahnya

Aisyah Luthfi - detikSumut
Senin, 10 Mar 2025 03:00 WIB
White Day
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Anikona)
Medan -

White Day yang diperingati setiap tanggal 14 Maret merupakan sebuah perayaan unik yang dirayakan terutama di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa negara Asia Timur lainnya. White Day hadir sebagai jawaban dari perayaan Valentine yang jatuh tepat sebulan sebelumnya, pada 14 Februari. Pada hari ini, pria yang menerima cokelat saat Valentine diharapkan membalas pemberian tersebut dengan hadiah untuk wanita.

Asal Usul White Day

White Day berawal dari Jepang pada akhir tahun 1970-an. Perayaan ini pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan permen Ishimura Manseido yang berbasis di Fukuoka pada tahun 1978. Kampanye pemasaran mereka mendorong pria untuk membalas hadiah yang mereka terima pada Hari Valentine dengan slogan "Jawab Cinta di White Day".

Melansir situs Whitakers Chocolate, pemilihan warna putih dalam White Day memiliki makna simbolis. Dalam budaya Jepang, warna putih sering dikaitkan dengan kesucian dan dianggap sebagai simbol cinta yang murni dan tulus. Awalnya, pria memberikan cokelat putih sebagai bentuk balasan, tetapi seiring waktu, hadiah yang diberikan berkembang menjadi lebih beragam, termasuk perhiasan, aksesori, dan makanan manis lainnya seperti marshmallow dan kue.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

White Day semakin populer setelah mendapat dukungan dari Asosiasi Industri Permen Nasional Jepang, yang menetapkannya sebagai "hari jawaban" bagi Valentine. Konsep ini berakar pada budaya Jepang yang menjunjung tinggi prinsip timbal balik atau "okaeshi" dalam bertukar hadiah.

Bagaimana White Day Dirayakan?

Di Jepang dan beberapa negara lainnya, terdapat aturan tidak tertulis yang dikenal sebagai "sanbai gaeshi" atau "tiga kali lipat pengembalian". Artinya, pria diharapkan membalas hadiah yang mereka terima dengan sesuatu yang bernilai setidaknya dua hingga tiga kali lipat dari hadiah Valentine yang diberikan wanita. Hadiah populer di White Day mencakup cokelat putih, permen, tas, parfum, perhiasan, hingga pakaian dalam.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perayaan White Day mengalami penurunan popularitas. Perubahan peran gender dan pola pikir masyarakat Jepang yang semakin modern menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, banyak yang mulai menganggap perayaan ini lebih sebagai strategi pemasaran daripada tradisi yang memiliki makna mendalam.

Pergeseran Makna Valentine dan Dampaknya pada White Day

Dalam beberapa tahun terakhir, makna Hari Valentine juga mengalami perubahan. Survei yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 44,7% dari 2.500 pembeli cokelat Valentine berencana memberikan hadiah mereka kepada anggota keluarga, bukan hanya kepada pasangan. Tradisi "giri-choco" atau pemberian cokelat kepada rekan kerja juga semakin menurun.

Fenomena ini tentu berdampak pada White Day, karena jika lebih sedikit orang yang merayakan Valentine dengan memberikan hadiah romantis, maka secara otomatis jumlah orang yang merayakan White Day juga berkurang.

Meski begitu, White Day tetap menjadi bagian dari budaya pop di Jepang dan negara-negara sekitarnya. Dengan semakin berkembangnya tren baru dalam perayaan kasih sayang, mungkin di masa depan White Day akan berevolusi menjadi perayaan yang lebih inklusif dan tidak terbatas pada peran gender tradisional.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads