Festival Perang Air Selatpanjang Meriah, Kombes Pandra Ikut Tembak-tembak Air

Riau

Festival Perang Air Selatpanjang Meriah, Kombes Pandra Ikut Tembak-tembak Air

Raja Adil Siregar - detikSumut
Jumat, 31 Jan 2025 12:10 WIB
Festival Perang Air dalam perayaan Imlek 2025 di Meranti
Foto: Festival Perang Air dalam perayaan Imlek 2025 di Meranti (Istimewa)
Meranti -

Festival Perang Air atau Cian Cui dalam memeriahkan tahun baru Imlek 2025 digelar di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti. Kabid Humas Polda Kepulauan Riau, Kombes Zahwani Pandra yang dijuluki 'Bapak Cian Cui' terlihat hadir memeriahkan.

Salah satu keunikan Festival Perang Air Selatpanjang adalah penggunaan becak motor khas daerah sebagai kendaraan utama selama perayaan berlangsung. Semua peserta menggunakan becak motor, bajaj dan kendaraan roda 2 untuk berkeliling Kota Selatpanjang.

Dalam perjalanan, orang yang naik becak akan serang dengan air atau bisa disebut perang air. Sepanjang rute yang dilalui itu juga dikawal ratusan personel TNI, Polri hingga organisasi masyarakat selama Cian Cui berlangsung pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cian Cui sendiri tidak hanya sebagai bagian dari tradisi, penggunaan becak motor ini juga menjadi strategi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Seorang pengemudi becak mengungkapkan bahwa biasanya mereka memperoleh pendapatan sekitar Rp 50.000 hingga Rp70.000 per hari.

Namun, selama perang air dan perayaan Imlek pendapatan mereka bisa melonjak hingga lebih dari Rp 500.000 per hari. Ini tentunya memberikan dampak positif di kalangan masyarakat Kota Selatpanjang.

ADVERTISEMENT

Terbaru, Festival Perang Air Selatpanjang makin dikenal luas dan menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak pengunjung dari dalam dan luar negeri yang datang untuk menyaksikan keunikan tradisi perang air tersebut.

Kombes Zahwani Pandra saat acara di MerantiKombes Zahwani Pandra saat acara di Meranti (Dok. Istimewa)

Kombes Pandra, terlihat hadir bersama di perayaan Cian Cui. Kehadiranya sebagai salah satu inisiator saat menjabat sebagai Kapolres Kepulauan Meranti pertama usai pemekeran dengan Bengkalis.

"Pak Pandra ada ikut meramaikan Festival Cian Cui. Kemarin pembukaan jam 4 sore dan akan berlangsung selama 6 hari. Pak Pandra hadir sebagai salah satu inisiator yang menginisiasi saat menjabat Kapolres Meranti pertama," kata Roni Rahmat.

Diakui Roni, ada ribuan wisatawan lokal dan mancanegara hadir ke Kepulauan Meranti. Hal ini dinilai mendongkrak ekonomi dalam sektor kuliner, hotel dan transportasi.

"Tahun ini perayaan sangat ramai karena tahun kemarin tidak dilaksanakan. Kami melihat tahun ini sangat ramai datang ke Meranti," kata Roni.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Kilas Balik Perayaan Cian Cui Selatpanjang

Kombes Pandra sebagai mantan Kapolres pertama di Meranti juga diundang hadir ke Meranti. Bagaimana tidak, mantan Abang None Jakarta itu tercatat sebagai pencetus dengan julukkan 'Bapak Cian Cui'.

"Saya diundang oleh tokoh masyarakat dan elemen melalui Bupati Kepulauan Meranti sebagai pencetus perang air 2015 lalu. Ini saya begitu tiba langsung disambut sama masyarakat dan disiram saat masih pakai baju dinas," kata Pandra.

Bukan tanpa alasan, Pandra mengungkap perang air sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Hanya saja, masih bersifat sektoral dan tidak terkonsep dengan baik.

Barulah pada tahun 2015, Cian Cui dapat dilaksanakan dengan baik. Perayaan itu menjadi momentum penting di Kepulauan Meranti sebagai pulau terluar di Provinsi Riau.

"Dahulu perang air sudah ada, tapi sifatnya sektoral. Awalnya perang air, ada lempar pakai air kotor, jambret dan tidak teratur. Lalu kami kumpulkan ada 10 paguyuban yang ada dan disepakati bersama perayaan Cian Cui," kata Pandra.

Sukses pada 2015, perayaan Cian Cui pun kembali digelar pada 2016 hingga saat ini. Hanya saja, sempat berhenti beberapa kali karena COVID-19 serta bertepatan agenda Pemilu 2024 lalu.

Setelah tak lagi menjabat Kapolres Meranti pada 2016, sosok Pandra masih dirindukan masyarakat. Pada tahun 2019 dan 2025 ini contohnya, ia kembali diundang datang ke Kota Sagu dalam perayaan perang air yang digelar selama 6 hari.

"Ini adalah satu-satunya di Indonesia dan untuk di dunia ada 2, itu ada di Thailand namanya Songkran. Kalau di Thailand itu hanya 1 wilayah dan 1 hari aja. Kalau kita keliling kota dan selama 6 hari, itulah Cian Cui. Cian itu perang dan Cui itu air," imbuh Pandra.

Perayaan Cian Cui sendiri pernah mendapat rekor MURI pada 2019 lalu dengan jumlah peserta terbanyak yaitu 10 ribu. Masyarakat perang air menggunakan gayung, ember dan pistol air.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Melihat Persiapan Imlek Wihara Amurva Bhumi di Jaksel"
[Gambas:Video 20detik]
(ras/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads