Warga menduga buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Bulang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) lebih dari lima ekor. Hal itu disampaikan warga menyusul banyaknya temuan buaya di beberapa lokasi sekitar Pulau Bulan.
"Kalau yang disampaikan polisi ada lima itu kan keterangan dari perusahaan. Kita mau data riil dari perusahaan dan BKSDA karena data yang disampaikan ke kita tidak sesuai dengan di lapangan. Kalau masih asumsi kami tidak terima karena dugaan lebih dari lima," kata Ketua Pokmaswas Pulau Buluh, Mohammad Safet, Rabu (15/1/2025).
Safet mengatakan pihaknya meminta perusahaan dan BKSDA terbuka soal jumlah buaya yang lepas dari penangkaran. Hal itu mencegah warga yang berprofesi sebagai nelayan menjadi korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mohon perusahaan dan BKSDA terbuka, jangan sampai isu ini berkembang liar di masyarakat. Jangan sampai masyarakat berpikir aman, ketika melaut masyarakat jadi korban," ujarnya.
Safet menyebut saat ini ada sekitar 6 ekor buaya, baik yang ditangkap masyarakat maupun pihak perusahaan bersama polisi. Ia menyebut pihaknya juga mendapat informasi ada temuan beberapa buaya di luar Kecamatan Bulang.
"Sejauh ini ada 6 ekor buaya yang sudah ditangkap. Masih ada yang terlihat di beberapa daerah seperti di daerah Granting Belakang Padang. Beredar buaya ini membuat kekhawatiran," ujarnya.
Terpisah, Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan mengatakan saat ini sudah 7 ekor buaya yang ditangkap. Enam ekor diantaranya merupakan buaya dari penangkaran.
"Hari ini saja sekitar saja total 7 ekor, satu lagi di daerah granting. Satu ekor buaya liar yang tak ada tanda, 6 ekor ada tanda ," kata Adyanto.
Adyanto mengungkapkan data 5 ekor buaya yang lepas dari penangkaran itu disampaikan oleh pihak perusahaan. Melihat jumlahnya saat ini, ia menduga buaya yang lepas dari penangkaran lebih dari 5 ekor.
"Jadi yang kemarin kita sampaikan lebih kurang 5, itu sesuai dari keterangan pihak perusahaan. Perkiraan lebih dari yang ditangkap, Saat ini berusaha mencari sampai situasi kondusif. Kalau ratusan tidak mungkin, karena satu tempat yang jebol lebih kurang 200 ekor didalamnya," ujarnya.
Adyanto mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan warga dan perusahaan. Hal itu untuk menjelaskan pagar penangkaran yang jebol.
"Kita akan kumpul dengan warga terkait masalah ini. Kami undang manajemen, terkait keberadaan di kolam yang jebol dan bisa menjelaskan kepada masyarakat," ujarnya.
(nkm/nkm)