Sering Alami Gigi Ngilu? Yuk, Ketahui Penyebab dan Solusinya!

Sering Alami Gigi Ngilu? Yuk, Ketahui Penyebab dan Solusinya!

Nanda Marbun - detikSumut
Minggu, 22 Des 2024 06:00 WIB
Ilustrasi sakit gigi
Foto: ilustrasi. (shutterstock)
Medan -

Pernahkah Anda merasakan ngilu yang tiba-tiba dan tajam pada gigi saat menyantap makanan panas atau dingin? Sensasi ini mungkin hanya berlangsung sesaat, tetapi cukup mengganggu dan membuat Anda enggan menikmati makanan favorit.

Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami gigi sensitif, masalah umum yang sering diabaikan namun bisa berdampak pada kenyamanan sehari-hari.

Dilansir dari laman RS Pondok Indah, berikut detikSumut bagikan penyebab dan solusi untuk mengatasi gigi ngilu. Simak sampai akhir, ya!

Apa Itu Gigi Ngilu?

Gigi ngilu akibat sensitivitas atau hipersensitivitas dentin terjadi ketika lapisan dentin yang terbuka menerima rangsangan, memicu rasa nyeri yang tajam dan singkat. Dentin adalah lapisan gigi yang biasanya terlindungi oleh email di area mahkota dan oleh sementum di sekitar akar gigi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sensasi ngilu ini bukan berasal dari kerusakan gigi atau penyakit lainnya, melainkan dipicu oleh berbagai rangsangan. Rangsangan tersebut bisa bersifat termal, seperti konsumsi makanan atau minuman panas dan dingin, atau paparan udara dingin.

Selain itu, rangsangan osmotik seperti makanan manis dan asam, serta rangsangan taktil akibat aktivitas seperti menyikat gigi, juga dapat memicu rasa ngilu.

ADVERTISEMENT

Penyebab Gigi Ngilu

Penyusutan gusi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi dapat mengakibatkan terbukanya lapisan dentin. Ketika dentin terbuka, cairan dalam saluran dentin dapat bergerak, yang kemudian merangsang serabut saraf dan menyebabkan rasa sakit.

Dentin yang terbuka pada gigi bisa mencapai area leher gigi (servikal). Beberapa prosedur perawatan gigi, seperti pembersihan karang gigi dan akar (scaling dan root planning), serta tahap pembentukan dan pemolesan pada penambalan gigi, juga dapat menyebabkan terbukanya lapisan dentin.

Penyebab lain dari gigi sensitif adalah adanya perubahan kondisi dan posisi pada gusi dan gigi, antara lain:

1. Resesi Gusi

Resesi gusi dapat menyebabkan permukaan akar terbuka, yang dapat menyebabkan sensitivitas. Tulang bukal, atau tulang bagian atau sisi dekat pipi, yang bertanggung jawab atas peredaran darah utama pada gusi daerah bukal, dapat menghilang dalam kasus ini.

Tulang bukal yang hilang inilah yang menyebabkan gusi mengalami penurunan atau resesi. Anatomi, posisi gigi, atau pergerakan ortodonti dapat menyebabkan resesi gusi.

Kondisi ini dapat ditangani dengan: Penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu, Restorasi gigi, Perawatan ortodontik, Pembedahan.

2. Abrasi Gigi

Abrasi adalah hilangnya struktur gigi karena gaya mekanis benda asing yang dapat sensitif. Hal ini dapat disebabkan oleh bulu sikat gigi yang kasar, metode penyikatan gigi yang terlalu keras, frekuensi menyikat gigi yang terlalu sering, waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan jenis pasta gigi yang tidak abrasif.

Kondisi ini dapat ditangani dengan: Gunakan sikat gigi dengan bulu yang halus. Hindari pasta gigi abrasif dan sikat gigi dengan gerakan memutar yang perlahan. Jangan menyikat gigi segera setelah makan. Tunggu sekitar satu jam, terutama setelah minuman atau makanan asam.

3. Erosi

Erosi adalah kehilangan lapisan email gigi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri. Dilihat dari penyebabnya, ada 3 tipe erosi:

  • Ekstrinsik, yakni faktor diet dan pola hidup (kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman asam, seperti cuka, lemon, jus buah, minuman olahraga yang asam, minuman bersoda, dan minuman beralkohol)
  • Intrinsik (asam lambung: GERD, bulimia)
  • Idiopatik (sumbernya tidak diketahui penyebabnya)

Kondisi ini dapat ditangani dengan : Memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan/minuman yang mengandung asam. Pemberian flouride untuk menguatkan lapisan enamel gigi. Konsumsi produk yogurt dan susu (yang tidak memiliki kandungan gula tinggi di dalamnya). Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam, Mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free).

4. Abfraksi

Ketidakseimbangan dalam pengunyahan menyebabkan gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan, yang dikenal sebagai daerah servikal leher gigi. Lesi abfraksi terjadi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkan daerah struktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.

Kondisi ini dapat ditangani dengan: Mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism), Perbaikan teknik dalam menyikat gigi, Membentuk kembali permukaan kotak gigi geligi dengan pengasahan untuk menciptakan hubungan kontak yang harmonis antara gigi geligi rahang atas dan bawah (occlusal adjustment), Prosedur restorasi gigi.

5. Atrisi

Berontaknya gigi geligi dapat menyebabkan kehilangan struktur gigi pada permukaan dan tepi mahkota gigi. Ini dikenal sebagai atrisi gigi.

Hal ini dapat menjadi akibat dari fungsi pengunyahan atau parafungsi, seperti bruxism atau menggertakkan gigi saat tidur.

Kondisi ini dapat ditangani dengan: Menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur, Pembuatan mahkota splint, Pembuatan restorasi pada gigi.

Berikut Cara Mengatasi Gigi Ngilu

Melakukan Terapi Non-Invasif

Untuk kasus yang masih dapat sembuh, penanganannya dapat dilakukan dengan perawatan non-invasif yang bisa dilakukan di rumah, seperti menggunakan pasta gigi desensitisasi yang mengandung potasium nitrat atau potasium sitrat.

Selain itu, penanganan oleh dokter gigi umum atau spesialis konservasi gigi juga diperlukan, yang meliputi aplikasi bahan desensitisasi seperti fluoride, potasium nitrat, kalsium fosfat, atau oksalat.

Melakukan Terapi Invasif

Untuk gigi yang mengalami hipersensitivitas dentin, penanganannya dapat meliputi pembuatan restorasi (penambalan), perawatan saluran akar, serta penanganan yang melibatkan dokter yang menangani kondisi medis pasien.

Selain itu, spesialis periodonsia, prostodonsia, dan ortodonti juga dapat terlibat dalam perawatan untuk mengatasi masalah ini.

Nah, itulah penyebab dan solusi untuk mengatasi gigi ngilu. Tetap jaga kesehatan gigi kamu ya, detikers! Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis Nanda Marbun, mahasiswa Program Magang Merdeka di detikcom.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads