Pengamat soal Debat Pilgub Kepri: Minim Solusi-Lempar Tanggung Jawab

Kepulauan Riau

Pengamat soal Debat Pilgub Kepri: Minim Solusi-Lempar Tanggung Jawab

Alamudin Hamapu - detikSumut
Senin, 04 Nov 2024 15:00 WIB
Debat Pilgub Kepri. (Alamudin/detikSumut)
Foto: Debat Pilgub Kepri. (Alamudin/detikSumut)
Batam -

Debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) telah digelar, Sabtu (2/11). Pengamat politik Kepri, Linayati Lestari menilai Paslon Gubernur dan wakil gubernur (Wagub) terlalu menonjolkan rekam jejak masing-masing hingga saling lempar tanggung jawab soal pengembangan Rempang Eco City.

"Hal ini mungkin dilakukan untuk menunjukkan rekam jejak dan kemampuan mereka dalam memimpin. Sehingga mereka kurang memberikan perhatian yang cukup terhadap rencana dan visi untuk perbaikan di masa depan," kata Linayati, Senin (4/11/2024).

Linayati mengatakan pada debat Pilgub tersebut harusnya kedua Paslon baik Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura dan Muhammad Rudi -Aunur Rafiq lebih menekankan visi dan misi serta langkah konkret untuk merealisasikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun penting untuk menunjukkan apa yang telah dicapai, diskusi tentang visi dan misi kedepan, serta langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut perlu diuraikan lagi," ujarnya.

Linayati mengatakan penampilan kedua paslon Rudi-Rafiq lebih menonjolkan pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Untuk pasangan Ansar-Nyanyang lebih menonjolkan pemerataan pembangunan hingga melibatkan masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat secara keseluruhan, pasangan Rudi-Rafiq terlihat menonjol dengan orientasi mereka pada pertumbuhan ekonomi berbasis investasi dan pembangunan infrastruktur. Sementara pasangan Ansar-Nyanyang menekankan pemerataan dan keadilan sosial dengan komitmen pada keterbukaan dalam kebijakan serta peran aktif masyarakat lokal," ujarnya.

"Kedua visi dan misi ini Paslon secara umum mencerminkan pendekatan yang saling melengkapi ya, meskipun dengan penekanan yang berbeda dalam strategi implementasinya," tambahnya.

Linayati menilai pada sesi pembahasan debat soal pengembang Rempang Eco City, kedua paslon terlihat seperti lempar tanggung jawab. Kedua juga terlihat saling menyalahkan dari permasalahan yang timbul.

"Kedua paslon sepertinya lebih kepada penghindaran tanggung jawab ya. Masing-masing paslon tidak ingin mengambil beban dari permasalahan yang ada. Dalam konteks Rempang yang melibatkan isu pembangunan, lingkungan, dan hak masyarakat, paslon mungkin berusaha untuk menjauhkan diri dari kritik terkait keputusan yang diambil sebelumnya," ujarnya.

Pengamat politik itu juga menilai, kesan saling menyalahkan dalam debat itu digunakan kedua paslon untuk menarik dukungan, terutama menarik hati pihak yang kecewa dengan kebijakan pengembangan Rempang Eco City

"Tapi bisa juga dalam debat saling menyalahkan bisa menjadi strategi untuk menarik dukungan dari pemilih yang kecewa dengan kebijakan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah sebelumnya," ujarnya.

"Paslon mungkin berusaha menunjukkan bahwa mereka memiliki pandangan yang lebih baik dan lebih tepat dalam mengatasi masalah Rempang," tambahnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads