Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji laboratorium terhadap anggur muscat. Hasilnya tidak ditemukan senyawa berbahaya di buah tersebut.
Uji laboratorium itu berdasarkan sampel di sejumlah wilayah seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bandar Lamping, Makassar, Pontianak, hingga Medan. Pengujian tersebut dilakukan setelah gaduh temuan residu bahan kimia berbahaya di anggur muscat yang ditemukan Thailand.
"Ini juga dinyatakan tidak ada senyawa berbahaya," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024) dikutip detikHealth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil uji menunjukkan 90 persen dari sampel tidak teridentifikasi pestisida, sementara 10 persen produk yang tersisa ditemukan residu pestisida tetapi masih di bawah ambang batas maksimum.
"Bapanas sesuai dengan kewenangannya berkomitmen dalam memastikan keamanan pangan segar bagi masyarakat," lanjut dia.
Hasil uji sampel uang dilakukan di laboratorium dengan parameter uji residu pestisida chlorpyrifos menggunakan metode gas chromatography tandem mass spectrum.
Demi menjaga konsumen tetap aman dalam mengonsumsi anggur muscat, BPOM mengimbau untuk memilah dan memilih sebelum membeli buah. Memastikan pangan yang akan dikonsumsi kualitasnya aman dan bermutu.
Masyarakat juga wajib memperhatikan cara penyimpangan pangan pada suhu tertentu hingga memisahkan pangan berdasarkan jenisnya agar menghindari kontaminasi silang.
Untuk buah-buahan yang biasa dikonsumsi tanpa dikupas, disarankan untuk dicuci dahulu dengan air bersih mengalir. Pencucian yang bersih dapat mengurangi risiko paparan residu yang bisa tertinggal di permukaan buah.
(astj/astj)