Sekitar 150 warga etnis Rohingya ditemukan terombang-ambing dalam kapal sekitar 4 mil dari pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Mereka belum diizinkan dibawa ke daratan karena ada penolakan dari masyarakat.
"Tidak bisa ke daratan karena masyarakat setempat masih menolak. Untuk menghindari konflik antara etnis Rohingya dan para warga yang ada di daerah daratan, kita pihak kepolisian baik Polres maupun Polsek melakukan pengamanan," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto kepada wartawan, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, polisi dan pemerintah setempat sudah menyalurkan logistik ke kapal warga Rohingya. Polisi juga sedang berkoordinasi dengan pihak terkait seperti IOM dan UNHCR serta Basarnas untuk penanganan lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk warga Rohingya yang membutuhkan perawatan sudah dievakuasi ke rumah sakit di Aceh Selatan. "Ada sekitar enam orang yang sakit. Sekarang sudah dalam penanganan di rumah sakit umum," ujar mantan Kapolresta Banda Aceh itu.
Joko menyebutkan, keberadaan kapal Rohingya diketahui bermula dari ditemukannya mayat perempuan di sekitar pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan pada Kamis 17 Oktober lalu. Sehari berselang, polisi bersama unsur terkait melakukan penyisiran dan menemukan kapal nelayan KM Bintang Raseuki sekitar 4 mil dari pelabuhan.
"Di dalam kapal kita temukan Rohingya sebanyak 150 orang dan yang meninggal 3 orang," jelas Joko.
Setelah dilakukan pengembangan, kata Joko, kapal tersebut diketahui milik warga Aceh berinisial H. Para Rohingya diduga tiba di Perairan Aceh Selatan pada Rabu 16 Oktober setelah dijemput di laut Andaman.
Pasca penemuan kapal, polisi melakukan penyelidikan dan akhirnya menangkap tiga terduga pelaku di Pakpak Barat, Sumatera Utara pada Jumat (17/10) sore. Pelaku ditangkap personel Polres Subulussalam kemudian diserahkan ke Polres Aceh Selatan.
Dalam pemeriksaan terungkap, warga Rohingya tersebut berangkat dari Cox's Bazar pada tanggal 9 hingga 12 Oktober menuju Andaman. Sehari berselang, mereka berangkat ke Aceh Selatan dengan kapal yang disediakan pelaku.
"Jumlah mereka awalnya 216 orang. 50 orang sudah berhasil dibawa ke darat dan diperkirakan menuju ke Riau untuk dibawa ke tujuan selanjutnya," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Ade Harianto.
(agse/nkm)