Satu potongan video yang memperlihatkan calon Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu marah-marah ke polisi viral di media sosial. PDI Perjuangan (PDIP) pun memberikan pembelaan ke kader mereka itu.
Dalam video, Masinton yang mengenakan baju merah awalnya duduk di kursi yang ada di dalam ruangan. Plt Ketua PDIP Tapteng Sarma Hutajulu dan sejumlah orang lainnya terlihat juga berada di ruangan yang sama.
Masinton terlihat marah kepada seorang pria yang diduga polisi berbaju putih. Terdengar jika saat itu Masinton mengaku heran polisi tidak berlaku adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa kalian ini, nggak bisa berlaku adil, preman pun kalian biarkan masuk, polisi apa kalian ini? Apa tanggung jawab kalian untuk menjaga keamanan di republik ini, tidak bisa begitu Bapak, kalian coba adil lah, adil itu sejak dalam pikiran, tindakan pun pasti adil," ucap Masinton dalam video.
Dia kemudian menilai jika saat itu terjadi konflik antara masyarakat, maka polisi lah yang menjadi pemicunya. Hal ini, menurut masinton, karena polisi tidak dapat memberikan rasa adil dan keamanan.
"Kalau tadi terjadi konflik horizontal siapa yang kalian persalahkan? Masyarakat yang akan menjadi korban, kalian tinggal nangkapin-nangkapin aja, kalian pemicunya kok, kalian pemicunya, jadi kalau ada apa besok, pemicunya adalah polisi karena kalian tidak bisa memberikan rasa adil, tidak bisa menjamin keamanan," tutur Masinton.
"Apa tadi itu, kalau tidak kita tahan, apa nggak chaos itu? Kek mana kalian ini, ayam sayur semua," sambungnya.
Di ujung video terlihat seorang pria berbaju polisi menengahi pembicaraan dan meminta agar pihak Masinton meninggalkan lokasi karena jam sudah menunjukkan dini hari.
Plt Ketua PDIP Tapteng Sarma Hutajulu saat dikonfirmasi menyebut peristiwa itu berlangsung saat pertama kali Masinton-Mahmud ke KPU Tapteng pada 4 September 2024. Sarma kemudian mengaku heran video itu viral belakangan ini, seolah-olah memframing jika Masinton merupakan sosok yang tempramen.
"Video itu pada saat kami pendaftaran tanggal 4 September yang lalu, saya tidak tahu apa motivasinya video itu sekarang jadi viral, saya melihat seolah-olah ada framing terhadap Masinton ini orangnya tempramen dan suka marah-marah," ucap Sarma saat dihubungi, Kamis (17/10/2024), kemarin.
Sarma menyebut, Masinton marah karena ada pasangan calon lain yang datang saat mereka mendaftar. Momen pasangan calon lain itu ada di video, sebelum video itu menunjukkan Masinton marah-marah.
"Di tengah-tengah kami melakukan pendaftaran di KPU Tapteng itu, tiba-tiba datang paslon lain memasuki ruangan dan kami keberatan terhadap kedatangan pasangan calon itu karena kami kan masih mendaftar, sementara mereka agenda malam hari itu kan nggak ada ke sana," ucapnya.
Saat itu, kata Sarma, dia yang lebih dulu berdebat dengan Kapolres Tapteng untuk meminta ketegasan dari pihak kepolisian. Hal itu dia lakukan untuk menghindari bentrok massa di luar gedung KPU.
"Jadi pada waktu itu saya duluan berdebat dengan Pak Kapolres supaya ada ketegasan, jangan ada pasangan calon lain yang masuk tanpa ada urusan yang jelas karena bisa menimbulkan bentrok antar pasangan calon karena massa di luar itu kan udah panas," ujarnya.
Sarma menyebut saat itu permintaannya tidak digubris oleh kepolisian. Dia mengaku juga sempat berdebat dengan kandidat lain yang datang ke lokasi.
Setelah Sarma itu lah Masinton berbicara. Saat itu Masinton disebut meminta agar polisi bertindak tegas.
"Karena tidak adanya ketegasan kepolisian pada malam hari itu, di situ lah Pak Masinton meminta supaya polisi bertindak tegas, jangan ada pembiaran supaya tidak terjadi chaos antar massa pendukung, itu rangkaian kejadiannya," tutupnya.
(afb/afb)