Wakil Ketua DPRD Tapteng Camelia Neneng melaporkan dugaan penganiayaan dan pelecehan oleh Masinton Pasaribu ke polisi. PDI Perjuangan (PDIP) Tapanuli Tengah (Tapteng) buka suara terkait hal itu.
Plt Ketua DPC PDIP Tapteng Sarma Hutajulu menceritakan, dia sudah melaporkan soal polemik yang terjadi antara Masinton dan Camelia ke DPD PDIP Sumut. Sarma meminta agar persoalan yang terjadi dimediasi oleh PDIP Sumut.
"Bahwa setelah membaca di media adanya pengaduan sdri. Neneng ke Poltabes Medan, saya selaku Plt. Ketua DPC langsung melaporkan secara resmi kepada Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut dan meminta agar partai memanggil dan memediasi permasalahan kedua kader partai tersebut dan diselesaikan secara kekeluargaan walau pada saat kejadian Pak Rapidin beserta Ibu Sorta Siahaan (anggota DPRD Sumut) juga berada di ilokasi," kata Sarma dalam keterangannya, Selasa (15/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarma mengaku melaporkan hal tersebut ke pimpinan partai karena menilai persoalan yang terjadi berkaitan dengan Masinton yang maju menjadi calon Bupati Tapteng diusung PDIP. Menurut Sarma, Camelia dan sejumlah anggota DPRD lain dari PDIP tidak pernah hadir saat acara pemenangan Masinton.
"Karena permasalahan antara sdr. Masinton Pasaribu dengan sdri. Neneng tidak berdiri sendiri tapi dipicu oleh tindakan seluruh anggota DPRD dari PDI Perjuangan yang tidak pernah hadir dalam rapat partai dan acara tahapan pencalonan beliau," ucap Sarma.
"Pada saat di Sibolang Durian, kebetulan tanpa sengaja bertemu dan pada saat itu Masinton protes kenapa mereka melawan keputusan partai dan keputusan Ketua Umum tapi tetap memakai baju berlogo PDI Perjuangan, dan beliau meminta agar baju berlogo tersebut dibuka saja jika tidak mau tunduk kepada keputusan partai. Dan di situlah terjadi insiden penarikan baju sdri. Neneng," sambungnya.
Sarma kemudian mengaku heran kepada persoalan Camelia dan Masinton menjadi besar. Menurutnya, usai peristiwa penarikan baju, baik Camelia maupun Masinton masih duduk bersama.
"Pasca kejadian kami masih berdiskusi dan duduk bersama saling klarifikasi hampir 20-30 Menit. Hal ini bisa di-cross check dengan beberapa orang yang berada di sana dan boleh dilihat rekaman CCTV yang katanya sudah disita Kepolisian," tuturnya.
Menurut Sarma, malam itu Neneng dan temannya sesama anggota DPRD Tapteng, Arimitara Halawa, menyampaikan permintaan maaf karena tidak pernah hadir dalam acara partai di Tapteng. Setelah selesai berbicara, Sarma menyebut mereka kemudian meninggalkan lokasi secara baik-baik.
"Makanya saya kaget ketika membaca di media esok harinya ada laporan polisi sdri. Neneng bahkan sampai opname, rasanya terlalu berlebihan dan tidak sesuai fakta," sebutnya.
Sarma kemudian menyebut jika dia tidak pernah menerima keluhan dari Camelia terkait peristiwa penarikan baju itu. Terkait laporan yang dilayangkan Camelia, Sarma menyebut itu adalah hak dari Camelia.
"Saya selaku Ketua DPC berharap agar kejadian tersebut tidak dijadikan isu politik dan ditunggangi oleh berbagai pihak oleh karena saat ini Pak Masinton Pasaribu sedang bertarung dalam Pilkada Tapanuli Tengah," sebutnya.
Selanjutnya, kata Sarma, dia akan meminta agar pimpinan partai untuk mengambil langkah memediasi pihak Camelia maupun Masinton. Dia berharap persoalan ini selesai dengan segera agar bisa fokus dalam Pilkada Tapteng 2024.
"Dan juga secara khusus pada saat Rakerdasus PDI Perjuangan Sumut yang dipimpin oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan telah saya resmi saya laporkan pembangkangan seluruh anggota fraksi dan juga telah diberikan peringatan keras secara tertulis kepada mereka termasuk sdri. Neneng," jelas Sarma.
(afb/afb)