Sejarah Car Free Day: Langkah Awal Menuju Kota Ramah Lingkungan

Sejarah Car Free Day: Langkah Awal Menuju Kota Ramah Lingkungan

Yudhanta Tarigan - detikSumut
Sabtu, 28 Sep 2024 18:00 WIB
Warga beraktivitas saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada Minggu (1/9/2024).
Foto: Ilustrrasi Car Free Day. (Agung Pambudhy/detikcom)
Medan -

Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) merupakan inisiatif yang diterapkan di berbagai kota untuk mengurangi polusi udara, memberikan ruang bagi masyarakat untuk berolahraga, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih. Biasanya, CFD dilakukan pada hari Minggu pagi, ketika beberapa jalan utama ditutup untuk kendaraan bermotor dan digunakan oleh pejalan kaki, pesepeda, serta masyarakat yang ingin beraktivitas di luar ruangan.

Selain mengurangi emisi kendaraan, CFD juga jadi momentum untuk memperkuat solidaritas sosial, karena seringkali diisi dengan kegiatan seperti senam bersama, konser, bazar, hingga edukasi lingkungan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat urban dan memotivasi perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan.

Berikut detikSumut akan memberitahukan sejarah mengenai hari bebas kendaraan bermotor. Yuk cek informasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari website Pemerintah Kota Surakarta, sejarah Car Free Day (CFD) ternyata sudah dimulai sejak tahun 1950-an di Belanda dan Belgia, sebagai tanggapan terhadap masalah perkotaan yang diakibatkan oleh tingginya penggunaan mobil. Perkembangan ini menunjukkan kesadaran yang semakin besar terhadap isu-isu lingkungan dan kebutuhan akan ruang publik yang bebas dari kendaraan bermotor.

Perkembangan CFD di Eropa yang semakin populer pada tahun 1990-an, dan akhirnya diluncurkan secara resmi sebagai bagian dari European Mobility Week pada tahun 2000, menandai langkah penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan. Eropa memang dikenal sebagai pelopor dalam hal kebijakan ramah lingkungan, dan ini menginspirasi banyak negara lain untuk mengikuti jejaknya.

ADVERTISEMENT

Di Indonesia, Jakarta menjadi pelopor CFD dengan pelaksanaan pertama pada 22 September 2001. Langkah ini kemudian diikuti oleh kota-kota lain, termasuk Solo yang mulai melaksanakan CFD pada tahun 2009. Di Solo, CFD tidak hanya menjadi ajang untuk mengurangi polusi dan mendorong aktivitas fisik, tetapi juga untuk mendukung ekonomi lokal, seni budaya, dan kuliner.

Program CFD di berbagai kota menunjukkan bahwa ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan ruang publik untuk aktivitas yang sehat dan produktif.

Car Free Day (CFD) di Kota Medan telah menjadi acara rutin yang dinanti oleh masyarakat. Biasanya dilaksanakan setiap hari Minggu pagi dari pukul 06.00 hingga 10.00 WIB, CFD Medan berlokasi di sekitar kawasan Lapangan Merdeka, tepatnya di sepanjang Jalan Pulau Pinang, Jalan Balai Kota, hingga Jalan Raden Saleh. Pada saat CFD, ruas jalan tersebut ditutup untuk kendaraan bermotor, memberi ruang bagi warga untuk beraktivitas dengan nyaman.

Tujuan utama CFD di Medan, seperti di banyak kota lainnya, adalah untuk mengurangi polusi udara, memperkenalkan gaya hidup sehat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Masyarakat Medan memanfaatkan kesempatan ini untuk berolahraga seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, hingga roller skating. Selain itu, sering diadakan senam aerobik dan zumba bersama yang menarik banyak partisipan.

Tak hanya fokus pada kesehatan dan kebugaran, CFD di Medan juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas lokal, mulai dari komunitas sepeda, pecinta hewan, hingga kelompok seni dan budaya yang kerap mengadakan pertunjukan. Para pelaku usaha mikro juga turut meramaikan CFD dengan menjual aneka makanan, minuman, hingga produk kerajinan, menjadikan CFD sebagai ajang yang menggerakkan roda ekonomi kreatif lokal.

Program ini telah diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi salah satu langkah penting kota Medan dalam mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor dan menciptakan ruang publik yang lebih ramah lingkungan.

Nah, itulah sejarah singkat dan informasi mengenai hari bebas kendaraan bermotor atau car free day. Semoga bermanfaat detikers.

Artikel ini ditulis Yudhanta Tarigan, Mahasiswa Magang dari UHN Medan di detikcom.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads