Suhu Iklim Memprihatinkan, BMKG Bicara Dampak ke Perkebunan di Sumut

Suhu Iklim Memprihatinkan, BMKG Bicara Dampak ke Perkebunan di Sumut

Kartika Sari - detikSumut
Senin, 26 Agu 2024 20:01 WIB
BMKG saat menjelaskan persoalan perubahan iklim
Foto: BMKG saat menjelaskan persoalan perubahan iklim (Dok. Kartika/detikSumut)
Medan - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyikapi secara serius perubahan iklim kepada sektor perkebunan. Perubahan kenaikan suhu udara dan pola curah hujan juga berdampak pada ketersediaan air yang dapat menyebabkan produksi perkebunan menurun signifikan.

"Sektor perkebunan Sumut ini menjadi sektor utama pendukung kesejahteraan perekonomian di Sumut. Ini juga perlu aksi perubahan iklim karena kita semua ada data ratusan tahun yang secara tersistem yang menunjukkan bahwa kenaikan suhu atau perubahan iklim itu merupakan fakta," ungkap Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (26/8/2024).

"Sampai tahun ini, kita sudah mencapai kenaikan 1,45 derajat celcius suhu rata-rata secara global. Sumut dalam 70 tahun naik 0,9 derajat celcius. Wilayah di Bumi ini sudah merah yang artinya kenaikan suhu nyaris merata secara global," lanjutnya.

Dwikorita menyebutkan angka suhu saat ini sudah mencapai kondisi yang mengkhawatirkan. Bahkan, Ia menyebutkan bahwa kenaikan suhu saat ini akan berdampak mengganggu seluruh sektor ekosistem yang ada di bumi.

"Angka ini sangat mengkhawatirkan karena Paris Agreement hanya membatasi 1,5 derajat celcius ditoleransi bisa mencapai di tahun 2100. Ini terlalu dini berapa tahun, 70 tahun terlalu dini. Dampaknya akan mengganggu ekosistem, kesehatan, pertanian dan perkebunan," ujarnya.

"Satu mitigasi harus dilakukan untuk pengendalian kenaikan suhu tadi bersama-sama. Perkebunan sangat membutuhkan informasi cuaca dan iklim agar dalam menyusun perencanaan ke depan itu benar-benar bisa beradaptasi," sambung Dwikorita.

Sebagai upaya untuk mendukung pengendalian perubahan iklim dan dampaknya itu, BMKG Kedeputian Klimatologi telah menyediakan sedikitnya 14 Layanan Informasi Iklim Terapan di berbagai sektor.

Informasi Iklim BMKG seperti Prakiraan Musim, Prakiraan Curah Hujan dan Suhu, Kelembapan,Ketersediaan Air Tanah, dan Analisis Perubahan Iklim dinilai sangat penting karena menjadi acuan untuk melakukan langkah-langkah mencegah risiko kerusakan pada tanaman dan infrastruktur perkebunan, serta risiko serangan hama dan penyakit.

"Jadi, kehadiran informasi iklim berperan penting dalam mewujudkan perkebunan yang resilien terhadap perubahan iklim," ucapnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni menyebutkan bahwa perkebunan menjadi primadona di Sumut. Ia pun mengklaim bahwa saat ini perubahan iklim di Sumut tak terlalu berdampak terhadap kerusakan di perkebunan Sumatera Utara.

"Perkebunan menjadi salah satu sektor yang menjadi primadona di sumut. Salah satu perkebunan terluas di indonesia ada di Sumut baik itu ada kelapa sawit, karet, maupun kopi. Luas sektor perkebunan di Sumut mencapai 723 ribu hektar dan dampak perubahan iklim di Sumut belum signifikan terhadap kerusakan tanaman dan produktivitas serta resiko kekeringan di 33 kabupaten/kota di Sumut," pungkas Fatoni.




(afb/afb)


Hide Ads