Peristiwa Brandan bumi hangus merupakan salah satu peristiwa yang terjadi di awal kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu merupakan bentuk pengorbanan rakyat untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa itu terjadi pada 13 Agustus 1947 di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Saat itu Belanda kembali mencoba menguasai Indonesia setelah merdeka atau dikenal sebagai agresi militer.
"Kalau di Brandan ini namanya Bumi Hangus, karena dia sengaja dibakar, (kilang minyak) itu dibakar oleh tentara Republik Indonesia dan juga masyarakat," kata Dosen Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) Muhammad Azis Rizky Lubis, Kamis (15/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi pembakaran tersebut dilakukan agar kilang minyak tersebut tidak direbut oleh pasukan Belanda. Di mana ditakutkan menjadi salah satu sumber pasokan dana Belanda yang saat itu ingin kembali menjajah Indonesia.
"Tujuannya adalah agar kilang minyak tadi tidak jatuh ke tangan Belanda, kalau misalnya kilang minyak ini berhasil direbut maka Belanda secara otomatis mendapatkan pasokan dana karena ini kan minyak segar dan banyak sekali hasilnya," ucapnya.
Azis menjelaskan jika langkah itu diambil tentara dan rakyat Indonesia sebagai perlawanan bagi pasukan Belanda. Apalagi saat itu Belanda unggul dari segi persenjataan dan jumlah pasukan.
Karena kalah jumlah dan persenjataan, tentara dan rakyat kemudian menghancurkan akses-akses masuk ke Brandan sebagai salah satu taktik. Salah satunya Jembatan penghubung Brandan dan Gebang.
"Pertempuran itu sengit ya, antara Gebang dan Brandan itu ada jembatan Pelawi itu dihancurkan, jadi tentara dan masyarakat menghancurkan akses-akses jalan supaya terputus lah akses ke Brandan," jelasnya.
Api berkobar sebagai tanda Brandan Bumi Hangus sekitar pukul 03.00 WIB pada 13 Agustus 1947. Rakyat dan tentara lebih memilih membakar kilang minyak daripada harus jatuh ke tangan Belanda.
Dalam buku berjudul Peristiwa Bumi Hangus Pangkalan Brandan yang ditulis Irini Dewi Wanti, kilang minyak di Brandan ini sendiri dieksplorasi oleh Aeliko Janszoon Zijlker pada 1885. Kilang minyak tersebut mulai memproduksi massal pada tahun 1892.
Setelah Indonesia merdeka, kilang minyak itu berubah nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI) yang merupakan cikal bakal PT Pertamina.
Pada tahun 2007, pemerintah memberhentikan produksi minyak dari kilang di Pangkalan Brandan. Kilang minyak tersebut dihentikan setelah beroperasi selama 100 tahun lebih.
(astj/astj)