Perkebunan berpengaruh besar terhadap perkembangan Indonesia, baik untuk bahan rumah tangga serta sumber penghasilan. Berbagai komoditas perkebunan seperti sawit, tembakau, dan cengkeh menjadi sumber daya utama bagi masyarakat di negeri ini.
Melalui seluk beluk dunia perkebunan, kita bisa memahami dinamika dan evolusi industri perkebunan. Untuk itu, detikers wajib banget mengunjungi Museum Perkebunan Indonesia I (Musperin I).
Berikut detikSumut bagikan informasi mengenai Museum Perkebunan Indonesia l. Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Museum Perkebunan Indonesia l
Museum Perkebunan Indonesia yang dikenal dengan nama Musperin didirikan oleh seorang Tokoh Perkebunan Indonesia, Soedjai Kartasasmita, melalui Yayasan Museum Perkebunan Indonesia.
Gedung ini dibangun pada 1916, yang dulunya digunakan sebagai rumah tinggal Direktur APA (Algemene Proftation de Avros / Algemenee Vereniging van Rubberplanters ter Oostkust Van Sumatra) yaitu pusat penelitian karet di Pantai Timur Sumatra yang kemudian berubah menjadi pusat penelitian kelapa sawit. Sekarang bangunan ini difungsikan sebagai Museum Perkebunan Indonesia 1 sejak tanggal 10 desember 2016.
Musperin menempati dua gedung, yakni Musperin l berada di Kompleks Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS), Jalan Brigjen Katamso. Serta Musperin ll menempati lantai 1 dan lantai 4 Gedung Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKSPPS).
Setelah Musperin diresmikan, apresiasi masyarakat cukup tinggi baik dari dalam dan luar negeri. Pada tahun 2018, Musperin menerima hibah koleksi dari Perusahaan Rotterdamche Lloyd Belanda.
Koleksi dan Barang Antik di Museum Perkebunan I
Musperin l terdiri dari dua lantai. Lantai satu berisi ragam koleksi mulai dari produk hasil komoditas sawit, tembakau, patung miniatur pekerja tembakau deli, hingga arsip Dactyloscopisch yaitu dokumen sidik jari pekerja perkebunan zaman dahulu.
Berdasarkan keterangan Afika Sari selaku educator di museum, Dactyloscopisch menjadi koleksi masterpiece pada Musperin l karena arsip ini hanya ada di Museum Perkebunan Indonesia yang ada di Sumatera Utara dan sudah ada dari tahun 1800-an.
Dactyloscopisch merupakan pendataan manual pekerja perkebunan zaman dahulu. Gunanya untuk mengetahui identitas mereka sehingga memudahkan kontrol atas diri setiap pekerja.
"Dactyloscopisch itu arsip pekerja perkebunan yang berupa sidik jari. Jadi pekerja itu, waktu mereka datang ke perkebunan di Sumut, mereka didata dengan sidik jari dan sidik jari itu disebar ke seluruh perkebunan. Jadi kalau mereka melakukan kriminal, ada rekam jejaknya di arsip itu," ungkap Afika kepada detikSumut, Sabtu (15/6/2024)
Di lantai dua, museum memamerkan koleksi mengenai kelapa sawit. Tujuannya untuk mengampanyekan bahwa kelapa sawit memiliki banyak manfaat dan sebetulnya baik untuk lingkungan.
"Di lantai 2 isinya semua tentang kelapa sawit karena kita mau mengkampanyekan bahwa sawit itu baik. Di eropa sana, sawit itu dianggap pengrusak lingkungan. Tapi disini kita kampanyekan kalau sawit itu banyak manfaatnya," tambahnya," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Musperin l akan meluncurkan sebuah ruangan baru dengan nama, Immersive. Immersive adalah ruang digital yang menyajikan konten mengenai kelapa sawit. Ruangan ini memiliki konsep empat dimensi, sehingga pengunjung akan merasa seolah-olah berada di dalam kebun kelapa sawit.
"Bulan depan kita mau launching ruangan baru namanya immersive. Jadi Immersive itu ruangan digital yang kontennya itu tentang kelapa sawit yang baik. Ruangannya itu berkonsep 4 dimensi. Di ruangan itu, kita seakan-akan berada di kebun sawit," ungkap Afika
Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
Museum Perkebunan Indonesia l terletak di Jl. Brigjend Katamso No.53, Kp. Baru, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara. Harga tiket masuknya sekitar Rp 10 ribu, untuk orang dewasa, Rp 5 ribu untuk anak-anak, dan Rp 25 ribu untuk turis mancanegara.
Untuk waktu operasionalnya dari jam 09.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kamu bisa berkunjung mulai dari hari Senin hingga Sabtu.
Adanya Museum Perkebunan Indonesia berperan dalam melestarikan dan mendukung industri perkebunan di Indonesia. Museum ini mengedukasi masyarakat, mulai dari anak-anak hingga umum, tentang sejarah komoditas perkebunan serta mendukung perkembangannya di masa kini.
(nkm/nkm)