Dalam penanggalan Hijriah, Zulhijah merupakan bulan terakhir, yakni bulan keduabelas. Pada bulan ini umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah yang dapat mendatangkan pahala yang berlipat ganda, seperti puasa sunah.
Ada beberapa puasa sunah yang dianjurkan pada bulan ini yakni puasa sunah Zulhijah, Tarwiyah dan Arafah. Sebelum melaksanakan puasa sunah tersebut penting bagi detikers mengetahui niat yang dapat dilafalkan, berikut informasi lengkapnya.
Niat Puasa Zulhijah, Tarwiyah, Arafah, dan Qada Ramadan: Arab, Latin, Terjemahan
Dikutip dari laman NU Online, berikut bacaan niat puasa Zulhijah, Tarwiyah, Arafah, dan Qada Ramadan:
Niat Puasa Zulhijah (1-7 Zulhijah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Zulhijah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Niat Puasa Tarwiyah (8 Zulhijah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Niat Puasa Arafah (9 Zulhijah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Niat Qada Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqada puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."
Hukum Puasa Zulhijah sekaligus Qada Ramadan
Pada sembilan hari pertama bulan Zulhijah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah. Selain Zulkaidah, Muharram dan Rajab, bulan Zulhijah juga termasuk dalam empat bulan mulia atau asyhurul hurum. Keutamaan ibadah di bulan ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW dalam hadis At-Tirmidzi.
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar," (HR At-Tirmidzi).
Dengan keutamaan yang ada, lantas bolehkah seseorang yang masih memiliki utang puasa Ramadan melaksanakan puasa sunah Zulhijah?
Dilansir dari laman NU Online bagi seseorang yang tidak berpuasa karena uzur syariat, makruh untuk menjalankan puasa sunah sebelum menuntaskan (qada) puasa Ramadannya, sebagaimana disampaikan Al-Mahamili dan Al-Jurjani yang dikutip oleh Syamsuddin Ar-Ramli dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj.
Sementara itu untuk orang yang berutang puasa bukan karena uzur yang dibolehkan syariat, tidak boleh melaksanakan ibadah puasa sunnah Zulhijah. Dikarenakan orang tersebut dengan sengaja tidak berpuasa tanpa alasan yang dibolehkan syariat. Adapun uzur yang diperbolehkan misalnya dalam perjalanan, sakit, atau sudah lanjut usia.
Demikian penjelasan mengenai qada puasa Ramadan saat puasa Zulhijah beserta niat puasa Zulhijah. Semoga dapat membantu detikers ya!
Artikel ini ditulis Indah Mawarni, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(mff/dhm)