Sebanyak 51 pengungsi Rohingya tiba di Desa Kwala Langkat, Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Namun anehnya usai para pengungsi tersebut mendarat, kapal pengangkut mereka raib.
Kini polisi tengah mencari keberadaan kapal pengangkut para pengungsi tersebut.
"Masih diselidiki (pengangkut pengungsi Rohingya)," kata Kapolres Langkat AKBP Faisal Rahmat Simatupang, Kamis (23/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Tanjung Pura AKP Andri mengatakan, awalnya warga mengaku melihat para pengungsi tersebut tiba di sekitar pantai dengan menumpang sebuah kapal kayu.
"Kalau kata warga, kapalnya itu tidak bisa bersandar jadi diturunkan dekat pantai. Makanya sejauh ini belum diketahui keberadaan kapalnya itu sekarang di mana," ujar Andri.
Pihaknya juga mengaku tak bisa mengambil keterangan dari para pengungsi karena terkendala bahasa. Menurutnya hanya 2 orang yang dapat berbahasa Inggris dalam pengungsi tersebut.
Kini pihak kepolisian menjalin koordinasi dengan TNI, UNHCR, IOM untuk menyikapi kedatangan pengungsi Rohingya tersebut. Aparat juga berjaga-jaga di lokasi penampungan sementara para pengungsi tersebut. Warga sekitar dikabarkan juga menolak keberadaan para pengungsi tersebut.
"Ya tentu ini untuk mengantisipasi juga agar tidak terjadi perselisihan," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 51 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Kwala Langkat. Kedatangan mereka itu sempat membuat warga setempat terkejut.
"Jadi Rabu (22/5/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, warga di desa terkejut ada puluhan pengungsi Rohingya yang datang. Setelah dihitung ada 51 orang," kata Camat Tanjung Pura Muhammad Nawawi kepada detikSumut, Kamis (23/5).
Nawawi mengatakan menurut keterangan dari masyarakat, para Rohingya itu datang dengan menggunakan satu unit kapal. Mereka turun ke pinggir pantai lalu berjalan kaki masuk ke desa.
"Ya menurut warga, diduga pengungsi ini datang dengan satu unit kapal dan turun di pinggir pantai lalu berjalan kaki ke desa," sebutnya.
Atas dasar kemanusiaan warga membantu para pengungsi tersebut dengan memberi makanan, namun warga juga meminta agar para pengungsi direlokasi di luar pemukiman warga.
"Nah, karena rasa kemanusiaan mulanya para warga desa membantu lah para pengungsi ini semisal dengan memberi makanan. Tapi permintaan warga, pengungsi ini direlokasi ke luar pemukiman. Mereka menolak kalau pengungsi tinggal di desa," tambahnya.
(nkm/nkm)