Hari Buku Nasional 17 Mei, Pentingnya Budaya Membaca di Indonesia

Hari Buku Nasional 17 Mei, Pentingnya Budaya Membaca di Indonesia

Cory Patricia Siahaan - detikSumut
Jumat, 17 Mei 2024 05:00 WIB
Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei. Tujuannya adalah memperingati pentingnya budaya membaca buku. Yuk, simak asal-usul Hari Buku Nasional 17 Mei!
Foto: Freepik
Medan -

Pada tanggal 17 Mei 2024, kita memperingati Hari Buku Nasional. Hari buku nasional menjadi perayaan yang cukup krusial mengingat pentingnya literasi dalam meningkatkan kecerdasan semua kalangan.

Hari Buku Nasional merupakan panggilan bersama untuk memperkokoh komitmen kita terhadap budaya literasi, membawa cahaya pengetahuan ke dalam setiap sudut kehidupan, dan menginspirasi generasi mendatang untuk menggapai mimpi-mimpi mereka melalui kekuatan kata-kata.

Sejarah Hari Buku Nasional

Dilansir dari laman Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Pangkal Pinang, Hari Buku Nasional (Harbuknas) adalah sebuah perayaan tahunan untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap kegiatan membaca buku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perayaan Harbuknas dijadwalkan setiap tahun pada tanggal 17 Mei yang merupakan hari didirikannya Perpustakaan Nasional RI tepatnya pada tahun 1980. Inisiatif untuk merayakan Harbuknas pertama kali dilakukan pada tahun 2002 oleh Abdul Malik Fadjar, seorang mantan menteri pendidikan dalam kabinet Gotong Royong.

Alasan di balik peringatan Harbuknas adalah kekhawatiran terhadap tingkat melek huruf dan penjualan buku yang rendah di Indonesia pada masa itu. Data dari UNESCO pada tahun 2002 mencatat bahwa tingkat melek huruf di kalangan orang Indonesia dewasa atau mereka yang berusia 15 tahun ke atas hanya mencapai 87,9%.

ADVERTISEMENT

Angka ini tergolong lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (88,7%), Vietnam (90,3%), dan Thailand (92,6%). Selain itu, produksi buku di Indonesia pada saat itu hanya mencapai rata-rata 18.000 judul per tahun, yang jauh tertinggal dari Jepang (40.000 judul) dan China (140.000 judul).

Abdul Malik Fadjar menyadari bahwa membaca buku merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dan tetap mengikuti perkembangan dunia modern. Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih memprioritaskan kegiatan membaca buku dan meningkatkan literasi sebagai fondasi utama dalam pembangunan negara. Harapannya, perayaan Harbuknas dapat menjadi pendorong bagi revitalisasi industri buku nasional yang saat itu mengalami keterbelakangan.

Tujuan Hari Buku Nasional

Dilansir dalam laman Dinas Arsip & Perpustakaan Daerah Pemerintah Kabupaten Buleleng, Tujuan diadakannya Hari Buku Nasional adalah untuk menggalakkan minat membaca dan menulis (budaya literasi) di kalangan masyarakat. Fakta bahwa minat baca di Indonesia masih rendah ditemukan dalam berbagai survei oleh lembaga dunia.

Contohnya, survei UNESCO pada 2011 menemukan bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001% dari total populasi, menunjukkan kurangnya minat membaca. Survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) juga menempatkan budaya literasi Indonesia di peringkat ke-64 dari 65 negara, dengan minat baca siswa berada di peringkat ke-57 dari 65 negara. Bahkan, dalam penelitian tentang literasi internasional oleh Most Literate Nations pada 2016, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti.

Pemerintah telah berupaya mengatasi permasalahan ini dengan kebijakan, seperti Gerakan Literasi Bangsa (GLB) yang dipromosikan melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. GLB bertujuan untuk membentuk karakter anak melalui budaya membaca dan menulis (literasi).

Kegiatan untuk Merayakan Hari Buku Nasional

Terdapat berbagai kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Buku Nasional, di antaranya:

1. Acara Baca Bersama

Mengundang masyarakat untuk membaca bersama di tempat-tempat umum, seperti taman atau lapangan, dengan membawa buku favorit masing-masing.

2. Diskusi Buku

Mengadakan diskusi kelompok tentang buku-buku terkait, baik secara daring maupun langsung. Diskusi ini bisa mencakup analisis cerita, tema, dan karakter dalam buku-buku tersebut.

3. Kegiatan Literasi

Mengadakan kegiatan yang mendorong literasi, seperti membacakan cerita untuk anak-anak, mengadakan kelas menulis, atau lokakarya membaca cepat.

4. Kompetisi Menulis

Mengadakan kompetisi menulis cerpen atau puisi dengan tema tertentu yang berkaitan dengan Hari Buku Nasional.

5. Kunjungan ke Perpustakaan

Mengadakan kunjungan ke perpustakaan lokal untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya peran perpustakaan dalam mempromosikan literasi dan membudayakan kebiasaan membaca.

6. Pameran Buku

Mengadakan pameran buku di perpustakaan, pusat perbelanjaan, atau ruang publik lainnya. Pameran ini bisa melibatkan penjualan buku, diskon khusus, atau acara baca bersama.

Demikian informasi mengenai Hari Buku Nasional 2024, semoga detikers dapat meningkatkan apresiasi terhadap buku dan membawa manfaat positif bagi masyarakat dalam pengembangan literasi dan budaya membaca.

Artikel ini ditulis Cory Patricia Siahaan, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(afb/afb)


Hide Ads