Stres-Kesepian Munculkan Tren Pelihara Batu di Generasi Muda Korsel

Stres-Kesepian Munculkan Tren Pelihara Batu di Generasi Muda Korsel

Tim detikHealth - detikSumut
Selasa, 14 Mei 2024 03:01 WIB
Pet rock peliharaan batu yang banyak digunakan masyarakat Korea Selatan.
Tren memelihara batu di Korea Selatan. (Foto: Tangkapan layar viral)
Medan -

Tren memelihara batu kini digandrungi generasi muda di Korea Selatan. Mereka menemukan kenyamanan dengan memelihara hingga bersahabat dengan benda mati tersebut.

Tren memelihara batu tersebut dinilai muncul karena tingginya tingkat stres di pekerjaan hingga rasa kesepian.
Mereka sampai memberi nama, mengajak bicara, hingga memberi pakaian batu peliharaan tersebut seolah-olah seakan-akan itu benda hidup. Bahkan beberapa pemilik batu memberi batu-batu itu tempat tidur dan pijatan.

Seorang peneliti farmasi bernama Lee (30) bahkan mengidentifikasikan batu peliharaannya sebagai perempuan dan sering memandangi batu tersebut hingga membuatkan handuk musim dingin untuk peliharaannya itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kadang-kadang mengeluh tentang betapa melelahkannya hari ini yang saya alami di tempat kerja," kata Lee dikutip detikHealth dari SCMP, Senin (13/5/2024).

Hal yang sama juga dikatakan Koo (33), seorang pekerja kantoran. Ia juga ikut memelihara batu. Ia mengaku hidupnya lebih tenang setelah memelihara batu.

ADVERTISEMENT

Batu peliharaannya itu ia beri nama 'Bang-bang-i' yang punya arti 'melompat dalam kebahagiaan'. Ia juga sering membawa Bang-bang-i di dalam kantong dan membawanya bepergian.

"Ada rasa tenang, mengetahui bahwa batuan alam ini telah mengalami banyak pelapukan seiring berjalannya waktu hingga mencapai kondisi saat ini," kata Koo.

Dikutip dari FirstPost, fenomena kesepian dan kelelahan sudah lama dialami warga Korsel. Hal itu terjadi karena faktor tekanan seperti keuangan hingga tekanan di tempat kerja.

Selain itu, faktor tidak menikah serta serta maraknya budaya kerja berlebihan dinilai menunjukkan perlunya solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sosial.

Laporan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan pada bulan April 2023, menunjukkan sekitar 3,1 persen warga Korea berusia antara 19 dan 39 tahun diklasifikasikan sebagai 'kaum muda yang kesepian dan penyendiri'.

Mereka menghadapi berbagai permasalahan beragam seperti keuangan, kesehatan mental, keluarga, hingga masalah kesejahteraan.

Para karyawan juga dipekerjakan kurang baik dalam hal jam kerja oleh perusahaan-perusahaan di Korea Selatan. Banyak karyawan bekerja secara berlebihan hingga menjadi salah satu pemicu stres berat.

Ironisnya pada Maret 2023, pemerintah sempat mengusulkan peningkatan jam kerja dalam seminggu dari 52 jam menjadi 69 jam. Namun hal itu di protes keras generasi milenial, gen z dan serikat pekerja.




(nkm/nkm)


Hide Ads