Usai nonton bareng (nobar) laga Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 di halaman Kantor Wali Kota Medan tadi malam, warga terlibat aksi saling lempar botol dan membuat sampah berserakan. Aksi itu pun viral di media sosial.
Kepala Satpol PP Medan Rakhmat Adisyah mengatakan, aksi saling lempar botol itu merupakan ungkapan perasaan kecewa penonton karena Indonesia kalah dalam laga itu dengan skor 2-1.
"Ya namanya massa yang banyak ada kekecewaan, ungkapan kekesalan, tapi semuanya bisa aman terkendali," ujar Rakhmat kepada detikSumut, Jumat (3/5/2024)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pengamanan untuk kondisi tersebut. Selain itu, terkait sampah yang berserakan, juga telah dibersihkan.
"Kami sudah siapkan pengamanan yang cukup untuk itu, dan banyak sampah dari orang yang makan berjam-jam selama kegiatan. Ya sudah kami bersihkan," lanjutnya.
Sebelum acara berlangsung, Pemkot Medan sudah memberikan beberapa imbauan di media sosial. Ada barang terlarang yang tidak boleh dibawa yakni minuman keras, kemasan botol kaca, dan senjata tajam.
"Sudah kita imbau di media-media sosial, bahwa dilarang membawa botol-botol kaca, minuman beralkohol, senjata tajam dan sebagainya," ujarnya.
Rakhmat juga menyampaikan agar masyarakat mematuhi imbauan yang diberikan dalam setiap event. Hal ini ditujukan demi kenyamanan dan keselamatan siapa saja.
"Ya harapan kita nanti ke depan, kalau ada event-event yang sama kita harapkan semua masyarakat saling menghormati dan mengikuti apa yang kita sampaikan. Kenyamanan dan keselamatan bisa berjalan dengan baik," tutupnya.
Untuk diketahui, ribuan warga memadati lokasi nobar yang dilaksanakan oleh Bobby Nasution. Warga memenuhi halaman Kantor Wali Kota Medan hingga Jalan Kapten Maulana Lubis dan Jalan Raden Saleh yang ada di sekitar lokasi.
Setelah pertandingan selesai, aksi saling lempar botol minuman pun dimulai, hal ini dipicu oleh kekesalan warga karena Indonesia kalah. Sehingga tersulut emosi dan akhirnya membuat onar.
Selain kekalahan, warga juga dinilai kesal karena layar videotron kerap mati saat laga berlangsung. Hal itu dinilai menjadi salah satu pemicu.
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)