Hal itu diketahui dari beberapa video yang heboh di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat botol minuman melayang dari satu sisi ke sisi lainnya.
Banyak warga yang terlihat menghindari lemparan botol tersebut dengan cara meletakkan tangan di kepala. Teriakan juga terdengar dalam video tersebut.
"Kronologis kejadian diduga karena ada salah satu penonton dengan sengaja melempar botol air minum setelah selesai nobar bola di depan Kantor Wali Kota Medan," demikian tertulis di unggahan yang dilihat, Jumat (3/5/2024).
Salah satu penonton, Muhammad Ronny Suherza mengatakan banyak warga yang membawa minuman dan makanan saat nobar tadi malam. Ronny menilai Pemkot Medan harusnya menyediakan tempat sampah di sekitar lokasi.
"Ada penonton yang membawa makanan dan ada juga pedagang asongan yang menjajaki dan keliling di situ jual minuman dan sebagainya, semua pasti pada haus dan lapar tapi semestinya ada dong tempat sampah disediakan sudah acara besar begitu," kata Muhammada Ronny Suherza kepada detikSumut, Jumat (3/5/2024).
Ronny mengaku tidak ada tempat sampah yang disediakan oleh Pemkot Medan di sekitar lokasi. Imbauan dari panitia saat laga berlangsung terkait sampah juga tidak ada.
"Tidak tersedia juga, karena begitu banyak manusia, masa Pemkot tidak standby untuk tempt sampah dan kesadaran masyarakat juga kurang untuk hal itu karena tidak ada instruksi apa-apa dari pihak panitia agar sampah dibuang dan atau dibawa," ucapnya.
Aksi saling lempar botol minuman itu dinilai dipicu oleh kekesalan warga karena Indonesia kalah. Sehingga membuat emosi dan akhirnya membuat onar.
"Karena Indonesia kalah tadi malam jadi memicu sedikit banyak nya penonton emosi dan membuat onar/rusuh," ujarnya.
Selain kekalahan, warga juga dinilai kesal karena layar videotron kerap mati saat laga berlangsung. Hal itu dinilai menjadi salah satu pemicu.
"Itu juga yang memicu masyarakat emosi sedang nonton tapi layarnya mati-mati, difasilitasi tailpi kurang memadai dalam banyak hal," bebernya.
Ronny menilai, Pemkot Medan lebih baik menggelar nobar di lapangan terbuka dari pada di jalan raya. Sebab hal itu membuat warga yang lain merasa kesal karena terganggu akses jalan.
"Seharusnya buatnya jangan dipinggir jalan juga dong, pagi kmaren kan jadi macet lalu lintas kan, nggak harus juga didepan kantor Wali Kota Medan, ini banyak tempat Lapangan Benteng kan dekat, kenapa nggak di situ aja dibuat," tutupnya.
Untuk diketahui, ribuan warga memadati lokasi nobar yang dilaksanakan oleh Bobby Nasution. Warga memenuhi halaman Kantor Wali Kota Medan hingga Jalan Kapten Maulana Lubis dan Jalan Raden Saleh yang ada di sekitar lokasi.
Keterangan foto: Penampakan sampah di sekitar lokasi nobar usai aksi saling lempar botol minuman (istimewa)
(mjy/mjy)