Konflik antara Iran dan Israel kian memanas. Asosiasi pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Batam memperkirakan pengusaha yang hendak berinvestasi di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akan menahan diri jika terjadi perang berkepanjangan.
Ketua Apindo Kota Batam, Rafki Rasyid menyebut perang antara Israel dan Iran akan mempengaruhi perekonomian dunia termasuk Indonesia. Sehingga menurutnya masyarakat global akan semakin menahan diri berbelanja untuk berjaga-jaga dari dampak jangka panjang perang tersebut.
"Harga komoditas seperti minyak bumi, gas, emas, batu bara dan lain-lain, kemungkinan akan mengalami kenaikan sehingga beban yang ditanggung oleh pengusaha akan semakin berat," kata Rafki, Sabtu (20/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang antara Israel dan Iran diperkirakan pengusaha akan berdampak pada inflasi. Nantinya hal tersebut akan berpengaruh pada suku bunga.
"Karena untuk menekan inflasi, biasanya Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan. Kita berharap BI dan tim pengendali inflasi untuk bisa tetap menjaga inflasi tetap rendah dan suku bunga tidak naik untuk beberapa bulan kedepan," ujarnya.
Rafki menyebut dunia usaha sendiri berharap perang antara Israel dan Iran bisa secepatnya berakhir. Hal itu agar dampak ekonomi tidak terlalu parah.
"Namun begitu pemerintah tentunya perlu menyiapkan langkah-langkah antisipasi jika misalkan perang Israel dan Iran ini berlangsung lebih lama," ujarnya.
Rafki menyebut meski pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif, namun menurutnya kebijakan pemerintah hanya bersifat sementara. Ia berharap pemerintah juga gencar mendorong melalui forum internasional agar perang tersebut dihentikan.
"Namun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tentu hanya akan meringankan dampak dari perang tersebut. Ketika perang Israel vs Iran tersebut berlangsung lama dengan eskalasi yang meluas, maka dampaknya terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia dan Batam, tentu akan lebih parah. Jadi pemerintah sebaiknya juga gencar mendorong agar perang Israel vs Iran segera dihentikan," ujarnya.
Dampak perang Israel dan Iran sendiri untuk Batam, menurut Rafki membuat investor yang berencana masuk menjadi menahan diri. Ia berharap pemerintah bisa meyakinkan investor untuk masuk dan memasifkan promosi di luar negeri.
"Untuk perekonomian Batam sendiri, kita khawatir di tahun ini investor akan kembali wait and see sampai kemungkinan perang panjang antara Israel dan Iran bisa dikalkulasi dampaknya. Jadi BP Batam sebaiknya juga bersiap menghadapi penurunan investasi ke Batam. Promosi investasi ke luar negeri perlu ditingkatkan lagi jika minat investor ke Batam menurun akibat perang tersebut," ujarnya.
(nkm/nkm)