Jalur Pertama Kereta Api di Indonesia, Berusia 160 Tahun

Jalur Pertama Kereta Api di Indonesia, Berusia 160 Tahun

Tim detikEdu - detikSumut
Rabu, 10 Apr 2024 13:00 WIB
Ilustrasi kereta api
Foto: dok. PT KAI
Medan -

Kereta api menjadi salah satu moda transportasi favorit yang digunakan pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Kereta api sendiri sudah ada di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda.

Dilansir detikEdu, di dunia kereta api sudah ada sejak 1800-an. Saat itu, kereta api masih menggunakan mesin uap dengan roda-roda yang besar.

Richard Trevithick adalah seorang insinyur dan penemu pertambangan asal Inggris, kemudian dia yang pertama membangun kereta api pada tahun 1804.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kereta api temuannya memberikan dunia mesin pertama yang dapat mengangkut barang dan orang dalam jumlah besar.

Sebelum ada kereta api, sudah ada jalur kereta yang digunakan untuk mengangkut orang dan barang. Kala itu kereta api bukan ditarik oleh lokomotif bermesin melainkan dengan lembu atau kuda.

ADVERTISEMENT

Setelah temuan pertama Richard Trevithick, kereta api menyebar ke berbagai wilayah penjuru dunia. Termasuk salah satunya ke wilayah Indonesia.

Kereta Api Pertama di Indonesia

Dilansir dari laman resmi Kementerian Perhubungan Indonesia adalah negara kedua di Asia yang mempunyai jaringan kereta api tertua. Sebelum Indonesia, India terlebih dahulu memiliki jalur kereta api.

Kereta api muncul karena dipengaruhi hasil pertanian di Jawa yang segera dikirim ke pasar Internasional setelah periode tanam paksa (1830-1850). Hal ini membutuhkan sarana transportasi untuk mengangkut hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota pelabuhan.

Jalur kereta api pertama di Indonesia dibuat pada 1864 atau kini berusia 160 tahun lebih. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda kala itu, Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele membangun jalur kereta api Semarang Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen.

Setelah itu, pembangunan jalur kereta api terus berkembang. Pada 8 April 1875, jalur kereta api negara dibangun melalui Staatssporwegen (SS) dengan rute pertama meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.

Berlanjut ke luar Jawa, pada 1876-1922, pembangunan jalur kereta api dimulai di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, hingga Sulawesi.

Pada masa itu, perkembangan pembangunan kereta api di Indonesia terbilang sangat pesat. Tercatat sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Kereta Api Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Hampir seabad setelah jalur kereta pertama dibuat atau tepatnya pada 1942, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang. Hal ini sebagai imbas pemerintah Hindia Belanda yang menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Kala itu perkeretaapian di Indonesia berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Namun, tak berselang lama, Indonesia berhasil menguasai kembali perkeretaapian. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia melakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.

Kantor Pusat Kereta Api yang berlokasi di Bandung ini berhasil direbut pada 28 September 1945. Hari tersebut kemudian dijadikan momen pengingat dan ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Berpuluh-puluh tahun setelah merdeka, kereta api terus mengalami perubahan kemajuan. Puncaknya, ialah pada masa Ignasius Jonan sebagai Direktur Utama PT KAI.

Sejak 2009 terjadi perombakan sistem besar-besaran secara bertahap di dunia perkeretaapian Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah larangan merokok di dalam stasiun dan gerbong, melarang dan mengalihkan pedagang dari asongan menjadi toko retail, sistem boarding pass, sampai pembelian tiket secara daring demi memberantas calo.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads