Sejumlah warga dan mahasiswa menggelar aksi demo di depan Kantor Wali Kota Medan Bobby Nasution beberapa waktu lalu terkait kompensasi proyek floodway di Jalan Asoka Pasar 1, Medan Selayang. Pihak kontraktor pun merespons soal tuntunan warga tersebut.
Manajer Lapangan Proyek Floodway Baktiar Sidabutar mengatakan untuk proyek tersebut tidak ada kompensasi kepada masyarakat. Kompensasi yang ada hanya untuk lahan yang terkena proyek saja saja.
"Kalau kompensasi di proyek ini nggak ada, apalagi dari pihak BWS. Ini kan pembebasannya bukan haknya BWS atau kontraktor, kompensasi itu biasanya diberikan oleh Perkim tapi terhadap tanah yang terdampak akibat pembangunan, contohnya di inlet sama di outlet, kalau sepanjang Jalan Asoka itu kan jalan punya pemerintah, jadi tidak mengganggu lahan-lahan masyarakat," kata Baktiar Sidabutar kepada detikSumut, Sabtu (6/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baktiar mengaku pihaknya sudah dua kali melakukan pertemuan dengan warga terkait kompensasi. Pihaknya menegaskan tidak ada kompensasi dari kontraktor maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian PUPR selaku pemilik proyek.
Namun karena masyarakat terus menuntut, BWS saat itu kemudian menjanjikan akan bertanya ke Wali Kota Medan Bobby Nasution terkait kompensasi itu. Di pertemuan kedua, jawaban Bobby soal tidak ada kompensasi pun disampaikan ke warga.
"Tetapi karena desakan dari masyarakat pihak BWS ingin membantu menanyakan langsung ke Wali Kota, maka dijanjikan akan disampaikan dulu ke Wali Kota masalah kompensasi itu ada atau nggak," ucapnya.
"Kemudian kita lanjutkan ke pertemuan sosialisasi kedua di kantor lurah, di kantor lurah juga disampaikan kontraktor tidak ada kompensasi, BWS tidak ada kompensasi, dan jawaban dari Wali Kota itu nggak ada kompensasi," imbuhnya.
Warga kemudian disebut menuntut agar kompensasi dibayarkan oleh pihak kontraktor. Baktiar menyebutkan jika kompensasi dari mereka tidak ada, pihaknya hanya bisa menambah alat berat dengan harapan pengerjaan lebih cepat selesai.
"Kemudian masyarakat menuntut agar kontraktor yang memberikan kompensasi, padahal di dalam RAB kontraktor itu yang namanya kompensasi itu nggak ada, dari mana kita bisa memberikan kompensasi, tetapi kontraktor menjanjikan akan mempercepat pengerjaan melalui yang harusnya kita memakai 1 alat menjadi 2 alat, paling itu lah yang bisa kita bantu," sebutnya.
Baktiar menuturkan jika panjang proyek tersebut secara keseluruhan adalah 1,2 kilometer. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada November 2024 jika sesuai kontrak.
"Kalau panjang nya ini totalnya 1,2 kilometer, cuma khusus Jalan Asoka ini dia terkena sepanjang 400 meter aja, pengerjaan sampai akhir November kalau di kontraknya," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa dan warga Jalan Asoka melakukan demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Medan Bobby Nasution terkait proyek floodway yang mengganggu usaha mereka. Aksi tersebut dilakukan warga sejak sore hingga menjelang buka puasa.
Pantauan detikSumut, Senin (1/4) pukul 16.45 WIB massa aksi bergerak dari kantor DPRD Sumut ke Kantor Wali Kota Medan. Mereka terlihat menuju gerbang yang ada di Jalan Kapten Maulana Lubis.
Massa aksi menyampaikan orasinya secara bergantian terkait keluhan mereka dengan keberadaan proyek floodway itu. Massa aksi juga terlihat menggoyangkan gerbang dan melemparkan sejumlah benda termasuk telur busuk ke halaman kantor Bobby.
Salah satu warga mengeluhkan soal dagangannya tidak laku usai jalan tersebut ditutup akibat proyek tersebut. Bahkan dia mengaku tidak sanggup untuk menggaji para karyawannya padahal mendekati lebaran. Wanita yang memakai baju putih itu meminta agar ada kompensasi dari Pemkot Medan kepada mereka.
"Tolong lah, kami ini hanya minta kompensasi yang sesuai, kami nggak serakah, tolong lihat usaha kami," kata wanita tersebut.
(nkm/nkm)