Volume Ekspor Karet Asal Sumut Turun, Ini Pemicunya

Volume Ekspor Karet Asal Sumut Turun, Ini Pemicunya

Kartika Sari - detikSumut
Selasa, 26 Mar 2024 23:31 WIB
Virus corona jenis baru berdampak ke sejumlah sektor usaha salah satunya karet. Diketahui harga karet mengalami penurunan akibat mewabahnya virus itu.
Ilustrasi getah karet. (Foto: Antara Foto).
Medan -

Ekspor karet alam asal Sumut lagi-lagi masih lesu. Tercatat, volume ekspor turun sebesar 21,37% pada bulan Februari 2024.

"Volume ekspor karet asal Sumut per Februari 2024 sebesar 20.286 ton, turun 21,37% secara bulanan dibanding Januari 2024," ungkap Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Selasa (26/3/2024).

Edy mengatakan hal serupa juga terjadi apabila dibandingkan secara tahunan yang juga menurun sebesar 26,28 persen. Bila melihat rata-rata normal bulanan sekitar 42 ribu ton terlihat kinerja ekspor karet Sumatera Utara terus melemah. Menurut Edy, penurunan terjadi dipicu terbatasnya ketersediaan bahan olah karet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan ini dipicu semakin terbatasnya ketersediaan bahan olah karet (Bokar) sebagai bahan baku industri pengolahan karet, khususnya untuk produksi karet remah (crumb rubber)," ujarnya.

Edy menyebutkan bahwa kurangnya pasokan Bokar ini lantaran mulai menyusutnya lahan perkebunan karet yang beralih fungsi ke tanaman lain. Tak hanya itu, faktor musim kemarau juga menyebabkan menurunnya produksi karet di Sumut.

ADVERTISEMENT

"Berkurangnya pasokan Bokar saat ini selain akibat adanya konversi kebun karet ke komoditi lainnya, juga dipengaruhi musim kemarau dimana secara umum saat ini produksi karet di area Sumatera Utara sedang berada pada puncak penurunan produksi. Keadaan ini diperberat akibat sumber Bokar impor dari Afrika saat ini sudah dilarang ekspor, kalaupun masih ada untuk menyelesaikan kontrak lama," jelasnya.

Sementara itu, Edy menyebutkan bahwa harga karet di Sumut perlahan mulai ada pemulihan dibanding bulan sebelumnya. Harga rata-rata bulanan untuk Maret karet TSR-20 sampai tanggal 25 di bursa berjangka Singapura sebesar 164,22 sen AS per kg atau naik 8,72 sen dibandingkan rata-rata Februari.

"Kenaikan harga ini dipicu oleh semakan terbatasnya ketersediaan bahan baku baik di Indonesia maupun negara produsen utama karet lainnya. Kenaikan harga yang terjadi saat ini kurang dirasakan oleh petani karena hasil panenannya menurun tajam akibat musim kemarau," ucapnya.

"Produksi bahan baku karet pada Maret ini diperkirakan masih terganggu di mana sedang memasuki puncak penurunan produksi," pungkas Edy.




(dhm/dhm)


Hide Ads