Seekor penyu belimbing raksasa ditemukan oleh nelayan bernama Albert terdampar di kawasan Tanjung Ular, Desa Airputih, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Pulau Bangka. Saat ditemukan, kondisi sirip kirinya putus diduga akibat serangan predator.
Albert mengatakan hewan air dengan nama latin Dermochelys Coriacea itu ditemukan pada Senin (11/3/2024). Penyu tersebut berwarna hitam, bercorak putih dan jenis kelamin betina. Panjang bentang tubuhnya hingga 1,5 meter dan lebar 75 cm.
Usai menemukan penyu tersebut, Albert yang juga berasal dari Tanjung Ular bersama warga lain mengevakuasi penyu tersebut ke kawasan muara Sungai Penggalang atau bibir pantai. Hal itu dilakukan supaya penyu yang ditemukan bisa dirawat sementara waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketemunya pukul 14.00 WIB di perairan Tanjung Ular saat perbaiki perahu, Senin (11/3). Saat ditemukan tangan atau sirip kiri putus, terus bersama warga kami bawa ke muara," ujar Albert, Rabu (13/3/2024), melansir detikSumbagsel.
Albert mengaku, ia dan rekanya baru pertama kali menemukan penyu raksasa belimbing sejak berprofesi sebagai nelayan di perairan Bangka Barat. Usai menemukan hewan dilindungi itu, Albert lalu melapor ke dinas terkait.
"Baru pertama kali (menemukan penyu raksasa), selama jadi nelayan, termasuk teman-teman lain di sini," ungkapnya.
Petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Komunitas Satwa Alobi Bangka Belitung (Babel) serta DKP Babar langsung mendatangi lokasi. Mereka menyebut penyu belimbing memiliki habitat asli di laut Indonesia bagian Timur.
"Penyu yang ditemukan warga termasuk satwa yang dilindungi pemerintah. Usianya diperkirakan masih remaja," sebut salah satu petugas KKP, Wahyu.
Berdasarkan data dari Komunitas Satwa Alobi, penyu ini pertama kali ditemukan di Pulau Bangka. "Data dari Alobi, jenis penyu ini baru pertama kali ditemukan di Bangka. Karena habitat aslinya di laut dalam, di wilayah Barat memang jarang ditemukan, kalau di Timur masih umum atau biasa," terangnya.
Selanjutnya, penyu raksasa itu akhirnya kembali dilepas ke kawasan perairan Pantai Bakit karena arusnya dinilai cukup tenang. Tujuannya agar penyu itu dapat beradaptasi dengan baik dan selamat.
(dhm/dhm)