Duduk Perkara Bayi Meninggal Tangan Masih Terinfus di RSUD Tanjungbalai

Round Up

Duduk Perkara Bayi Meninggal Tangan Masih Terinfus di RSUD Tanjungbalai

Tim detikSumut - detikSumut
Rabu, 21 Feb 2024 07:30 WIB
Tangkapan layar video beredar keluarga pasien mengamuk di RSU Tanjungbalai. (Foto: Video viral)
Foto: Tangkapan layar video beredar keluarga pasien mengamuk di RSU Tanjungbalai. (Foto: Video viral)
Tanjungbalai -

Video yang memperlihatkan pasien RSUD dr Tengku Mansyur, Tanjungbalai, ngamuk karena anaknya masih terinfus meski sudah meninggal dunia. Begini duduk perkaranya.

Dilihat detikSumut Senin (19/2/2024) suara seorang wanita histeris melihat anaknya meninggal, sementara perawat di rumah sakit tersebut tidak membukakan selang infus.

"Sudah meninggal anak ku, mana perawat rumah sakit. Tolong buka kan ini (selang infus) halo perawat rumah sakit, anak ku ini sudah meninggal," kata suara wanita dalam video tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun diketahui, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (17/2) malam. Pada suara video tersebut, keluarga pasien selain mempersoalkan pelayanan rumah sakit juga sengaja tidak memberikan layanan ambulans untuk keluarga pasien setelah anak tersebut meninggal.

Wanita tersebut terus berteriak histeris dan tampak ditenangkan oleh seorang satpam. Ia terus meminta agar perawat datang membukakan selang infus yang terpasang di tangan pasien.

ADVERTISEMENT

Wanita yang mengamuk itu adalah Karmila Marpaung. Dia pun menjelaskan peristiwa yang dialaminya. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, anaknya mengalami sesak nafas dan sempat diberi bantuan tabung oksigen saat dirawat di IGD.

"Memang tak ada perawat yang tetap menjaga. Bolak-balik kami melaporkan kalau tabung oksigen itu tidak hidup, tapi perawat di situ malah-marah," kata Karmila saat ditemui di kediamannya, Senin (20/2/2024)

Perawat di RSU Tanjungbalai disebutnya tidak cepat merespons keluhan padahal anaknya yang berusia lima bulan mulai sesak dadanya karena kesulitan bernafas.

"Tabung oksigen anak ku hidup mati. Kami panggil dia (perawat) marah. Ini (tabung oksigen) otomatis, katanya tapi tak ditengoknya anak ku. Pegang saja tangannya, pegang saja," kata Karmila.

Menurut Karmila ketika detik-detik situasi anaknya genting tidak ada perawat yang melakukan tindakan cepat untuk anaknya hingga menghembuskan nafas terakhir.

Setelah bayinya berhenti bernafas, barulah keluarga yang ada di ruangan tersebut histeris dan menyalahkan perawat yang ada di sana. Meskipun saat itu memang bayi tersebut siap-siap akan dirujuk berangkat ke rumah sakit di Medan.

Penjelasan RSUD Tanjungbalai di Halaman Berikutnya...

Kabag Tata Usaha RSU D dr Mansyur Kota Tanjungbalai dr Andrew Sitorus buka suara soal video viral itu. Awalnya dia menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya anak dari Karmila itu.

"Pertama kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pasien. Terkait video beredar viral itu tentu kami sangat menyangakan. Sebab tidak benar pihak rumah sakit tidak memberikan pertolongan kepada pasien," kata dr Andrew.

Dia menjelaskan pasien merupakan bayi berusia 5 bulan datang pada Sabtu (17/2) dengan keluhan sesak nafas dan langsung diperiksa oleh dokter anak di UGD rumah sakit.

"Namun setelah diperiksa si anak bukannya sesak nafas lagi tapi sudah mengarah ke gagal nafas, dan akan berhenti nafasnya. Karena itu dokter anak langsung menyarankan untuk di rujuk ke Medan," kata Andrew.

Namun pihak keluarga tidak mau merujuk pasien berangkat ke Medan hingga akhirnya pihak rumah sakit menerima surat pernyataan tidak bersedia di rujuk dari keluarga pasien.

"Karena tidak bersedia dirujuk kita lakukan penanganan maksimal, itulah pemasangan infus dan oksigen dan kondisinya makin memburuk sore harinya. Di situlah baru keluarga bilang mau di rujuk," kata Andrew.

Proses merujuk pasien, tu kata Andrew, tidak bisa dilakukan dengan segera sebab pihaknya harus menghubungi beberapa rumah sakit di Medan untuk memastikan kesediaan tempat layanan kesehatan.

"Kan nggak mungkin langsung diberangkatkan sore itu juga. Kami tanya ke beberapa rumah sakit di Medan banyak yang nggak bisa hingga akhirnya mau magrib itu ada rumah sakit yang bersedia namun waktu mau persiapan dibawa (dirujuk ke Medan) pasien meninggal," ujarnya.

Kondisi inilah yang membuat keluarga pasien marah dan merasa anak mereka diterlantarkan lalu merekam peristiwa itu sehingga seolah-olah pihak rumah sakit tidak memberikan layanan.

"Kalau waktu kejadian itu si ibu itu marah-marah di sana. Ya siapa perawat kami yang berani mendekat, dia mau lepaskan selang infus ibu itu sudah marah-marah bikin video bahkan sempat ada kontak fisik. Makanya di posisi itu satpam yang maju," kata Andrew.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Pernikahan Anak di Lombok Berujung Ortu Pengantin Dipolisikan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads