Sejarah Kereta Api di Medan yang Dibangun karena Pesatnya Bisnis Tembakau

Sumut In History

Sejarah Kereta Api di Medan yang Dibangun karena Pesatnya Bisnis Tembakau

Goklas Wisely - detikSumut
Senin, 05 Feb 2024 19:30 WIB
Penumpang saat berada di Stasiun Kereta Api Medan. (Foto: Istimewa)
Stasiun Kereta Api Medan Foto: Istimewa
Medan -

Ada sejumlah peninggalan dari Pemerintah Kolonial Belanda yang masih digunakan di Kota Medan. Satu di antaranya ialah stasiun kereta api tertua yang berada di dekat Lapangan Merdeka, Kota Medan.

Ternyata ada sejarah kenapa kolonial Belanda membangun perkeretaapian di Kota Medan. Menurut jurnal berjudul 'History of Railways Medan (1886-1942)' yang terbit tahun 2018 oleh akademisi Universitas Riau, Haston Ranap Erwin, Ridwan Melay dan Bunari, cikal bakal dibangunnya kereta api di Medan tak terlepas dari kehadiran perusahaan perkebunan tembakau, De Deli Maatschappij. Perusahaan ini dibangun oleh Jansen , P.W Clemen, Cremer, dan Nienhuys di Labuhan pada tahun 1866.

Perkebunan ini sangat berkembang sehingga bisa membangun 22 perusahaan di beberapa titik pada tahun 1874. Melihat bisnis tembakau berkembang cukup pesat, T Cremer selaku manager perusahaan pun menganjurkan agar jaringan kereta api dibangun di Deli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan beliau mendesak agar pembangunan dapat dibangun dan direalisasikan. Dia menganjurkan pembukaan jalan yang menghubungkan antara Medan-Berastagi," tertulis dalam jurnal tersebut.

Di saat itu pula, Belawan telah berkembang sebagai bandar kapal ekspor hasil perkebunan ke Eropa sehingga mendorong laju percepatan pembangunan jaringan kereta api yang menghubungkan daerah-daerah perkebunan di Sumatra Timur.

ADVERTISEMENT

Namun pemerintah menganggap jalur transportasi sungai dinilai cukup lambat dalam proses angkutan hasil produksi perkebunan menuju Belawan. Pemerintah Belanda pun merencanakan pembangunan jaringan kereta api yang menghubungkan Belawan-Medan-Delitua-Timbang Langkat (Binjai).

Pada bulan Juni 1883, proyek perkebunan Belanda dipindahtangankan dari Deli Matschappij kepada Deli Spoorweg Matschappij (DSM). Pada tahun itu pula, presiden komisaris DSM, Peter Wilhem Janssen merealisaikan pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Medan-Labuhan pada tanggal 25 Juli 1886.

Setelah itu, Pemerintah Belanda turut membuka cabang-cabang jaringan lintasan ke Serdang-Perbaungan-Serdang Hulu dan seluruh jaringan lintasan 63 mil selesai dalam tahun 1889. Apabila perkebunan-perkebunan baru mulai di buka ke arah selatan maka jalan kereta api juga turut menyusul dibuka ke arah selatan tersebut.

Dosen Antropologi di Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond L Damanik mengatakan memang statius kereta api yang pertama dibangun di Kota Medan berada di Labuhan. Rel kereta api itu dibangun perdana sepanjang 17 km dari Labuhan ke Medan.

"Mengapa ke Labuhan, sebab daerah itu masih menjadi basis kantor sebagian perusahaan perkebunan. Di Medan, kini menjadi stasiun besar kereta api dan masih berfungsi. Sementara di Labuhan, dibangun stasiun kecil dan kini pun masih berfungsi," kata Erond kepada detikSumut.

Dia menyampaikan mobilitas utama kereta api waktu itu adalah angkutan barang. Namun, 20 tahun kemudian, ketika semua jalur KA sudah terhubung misalnya Medan-Pancur Batu, Medan-Delitua, Medan-Binjai-Selesai-Kuala, Binjai-Stabat, serta lainnya, kereta api juga menjadi angkutan manusia.

"Sejarah kereta api di Medan sekaligus memulai sejarah telepon dan telegraf di Sumut. Juga kehadiran Titi Gantung atau sejumlah titi besar seperti di Kuala Deli mau ke Belawan. Terakhir, meskipun batal, Sultan Deli punya kereta api dalam kota sendiri terdiri dari dua gerbong. Namun, tram ini tidak sempat beroperasi karena takluknya Belanda ke Jepang tahun 1942," tutupnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads