Polisi Sosilisasi Pemilu-Dengar Curhat Warga di Desa Tertua Pulau Rupat

Riau

Polisi Sosilisasi Pemilu-Dengar Curhat Warga di Desa Tertua Pulau Rupat

Raja Adil Siregar - detikSumut
Sabtu, 03 Feb 2024 12:00 WIB
Kapolsek Rupat dan jajaran saat bertemu warga untuk sosialisasi. (Dok Istimewa)
Foto: Kapolsek Rupat dan jajaran saat bertemu warga untuk sosialisasi. (Dok Istimewa)
Bengkalis -

Sosialisasi pemilu damai terus dilakukan di wilayah Bengkalis, Riau. Salah satunya seperti dilakukan Kapolsek Rupat, AKP Siswoyo dengan mendatangi desa tua di Riau.

Kapolsek di kepulauan tersebut berkunjung ke rumah tokoh masyarakat setempat yang ada di Desa Makreuh. Desa Makreuh sudah ada sejak tahun 1939 sejak pertama ajaran Islam masuk lewat pesisir pantai.

"Kemarin kami sudah melakukan cooling system atau sosialisasi pemilu damai di salah satu desa tertua Pulau Rupat. Desa Makreuh namanya," ucap Siswoyo, Sabtu (3/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mudah untuk sampai ke lokasi, polisi harus menempuh jalan rusak dan akses yang cukup jauh. Namun semangat polisi tidak surut demi membawa pesan pemilu sampai ke Desa Makreuh.

Di rumah panggung tersebut, Kapolsek berinteraksi dengan masyarakat. Mereka juga bertukar pikiran untuk mensukseskan Pemilu 2024 yang tinggal menghitung hari.

ADVERTISEMENT

"Makreuh adalah salah satu desa tua di Pulau Rupat, menurut sejarah desa tersebut sudah ada semenjak tahun 1939. Jadi saat itu pedagang muslim banyak berniaga melewati Selat Malaka dan singgah menyebarkan ajaran agama Islam," kata Siswoyo.

Adapun salah satu tokoh muslim yang membawa ajaran Islam masuk ke Rupat yaitu T Said Muhammad Alydrus. Ia telah ditetapkan sebagai tokoh dan pejuang daerah Riau tahun 2021 lalu.

Salah satu peninggalannya adalah situs cagar budaya rumah panggung berbahan kayu. Rumah itu tempat beliau dan keluarga tinggal.

Selain itu ada juga ada Masjid Al Ikhlas. Menurut cerita warga, masjid dibangun oleh T Said Muhammad Alydrus yang pada saat itu berbahan kayu dan kini telah direnovasi.

"Uniknya di depan masjid ada sumur tua yang berdasarkan cerita dari warga walau cuaca panas dan kemarau panjang tapi air sumur tersebut tidak pernah habis atau kering," katanya.

Air sumur tersebut pada masanya dimanfaatkan oleh warga sekitar karena kualitas airnya juga tawar. Padahal jarak sumur tersebut dari pinggir laut hanya lebih kurang 30 meter dengan kedalaman 1,5 meter.

Sayang, sebagai desa tertua infrastruktur belum memadai. Pembangunan jalan di daerah itu masih minim dan sering kali terendam saat air laut pasang surut.

"Saat ini Desa Makeruh juga Desa Wisata dengan pantainya yang cantik behadapan langsung dengan Selat Malaka. Tokoh di sana berharap ada pembangunan untuk daerah tersebut," kata Siswoyo.




(ras/nkm)


Hide Ads