Seleb TikTok Satria Mahatir 'Cogil' mengklarifikasi pernyataannya yang viral terkait mendapatkan privilege hingga perlakuan khusus selama ditahan di Rutan Polresta Barelang. Pernyataan klarifikasi itu disampaikan Satria dan diunggah di media sosial.
"Saya Satria Mahatir 'cobat' Cowok tobat. Ingin klarifikasi beberapa hal yang sempat menjadi sorotan publik yaitu ketika saya podcast dengan Atta Halilintar dan juga sama yang Samuel Christ," kata Satria dikutip detikSumut, Rabu (31/1/2024).
Satria menyebut pernyataan yang disampaikan di Podcast milik Atta Halilintar dan Samuel Crist itu tak bermaksud menjatuhkan instansi tertentu. Ia menyebut itu hanya konten dan bagian dari branding personal dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu saya perjelas bahwa saya tidak pernah atau tidak sedang berusaha untuk menjatuhkan institusi maupun pejabat tertentu. Seluruh isi konten tersebut hanyalah hiburan semata karena bagian dari personal branding saya," ujarnya.
Satria juga mengklarifikasi dirinya dan rekannya yang terlibat kasus pengeroyokan anak anggota DPRD Kepri Nyanyang Haris Pratamura tak pernah mendapatkan perlakukan khusus di Rutan Polresta Barelang. Ia mengakui dirinya dan rekannya diperlakukan sama dengan tahanan lainnya.
"Saya tidak pernah diperlakukan secara khusus di mana berbeda dari tahanan-tahanan lainnya," ujarnya.
Satria juga menyebut saat proses perdamaian dirinya dan korban tidak mengeluarkan biaya apapun. Ia menyebut proses perdamaian itu murni terjadi antara para pelaku dan keluarga korban.
"Kemudian saya tidak mengeluarkan uang seribu rupiah untuk proses restorative justice tersebut. Untuk itu saya ucapkan terima kasih," tutupnya.
Sebelumnya, seleb TikTok Satria Mahathir 'Cogil' beberapa waktu lalu ditangkap dan ditahan polisi atas kasus dugaan penganiayaan terhadap anak anggota DPRD Kepri. Usai bebas Satria mengaku mendapatkan privilege hingga mendapatkan perlakukan khusus selama berada di Rutan Polresta Barelang.
Dilihat detikSumut pada video Instagram salah satu podcast, Selasa (30/1/2024), Satria Mahathir mengaku privilege dirinya berlaku saat ditahan 13 hari di Polresta Barelang. Hal itu disebabkan oleh pengaruh orang tuanya yang merupakan mantan petinggi polri.
"Soalnya privilege berlaku. Termasuk sosok bapak berpengaruh, mulai dari proses BAP hingga pencabutan berkas itu semua penyidik dan anggota memperlakukan kita dengan baik," ujar satria saat ditanya di acara podcast.
Satria juga mengaku selama sel tahanan Polresta Barelang dirinya juga kerap dibelikan rokok. Ia juga mengaku mendapatkan sel khusus untuk ia dan tiga rekannya.
"Termasuk di dalam saya dibelikan rokok. Masuk sel tapi gue dikasih kamar yang kosong buat kita berempat. Sudah titipan dari pimpinan buat nggak dipisah dan nggak digabung kakap atau kasus gede," ujarnya
Saat disinggung pembawa acara podcast terkait dirinya dibebaskan usai berdamai dengan korban, Satria mengaku anggota DPRD Kepri yang anaknya dikeroyok dirinya mendapat tekanan. Sehingga perdamaian bisa terjadi.
"Beritanya damai, ya damai sih damai tapi di sisi lain anggota DPRD ini terima banyak pressure dari pihak kita. Jadi secara nggak langsung dia diteror," ujarnya.
Satria juga mengaku tidak pernah memakan makanan di Rutan Polresta Barelang. Ia mengaku diberikan makan yang dipesan dari aplikasi ojek online.
"Kita nggak dikasih makan-makanan penjara, kita di Gofood jadi kita di Gofood in sama jaga piket atau stok makanan tak pernah habis. Rokok pun banyak sampai paru-paru tuh sakit. Selain itu dikasih akses bebas ke ruangan tengah tergantung siapa yang jaga," ujarnya.
Pengakuan Satria itu dibantah Nyanyang Haris Pratamura, orang tua RAT, korban pengeroyokan Satria dan rekannya. Ia membantah mendapat tekanan saat melakukan perdamaian atau restorative justice yang membuat Satria dan tersangka lain keluar dari tahanan. Nyanyang menyebut perdamaian tersebut dilakukan atas inisiasi salah satu orang tua pelaku.
"Tidak ada unsur pemaksaan, penekanan dan apalagi ada unsur biaya. Saya sangat kecewa kalau ada unsur biaya. Saya murni membantu membebaskan mereka menjadi anak yang baik ke depannya," kata Nyanyang yang juga anggota DPRD Kepri tersebut, Rabu (31/1/2024).
(nkm/nkm)