Mengenang Eks Bandara Polonia, Momen Warga Medan Pertama Kali Naik Pesawat

Sumut In History

Mengenang Eks Bandara Polonia, Momen Warga Medan Pertama Kali Naik Pesawat

Kartika Sari - detikSumut
Sabtu, 13 Jan 2024 11:29 WIB
Potret salah satu gedung eks Bandara Polonia Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Foto: Potret salah satu gedung eks Bandara Polonia Medan. (Kartika Sari/detikSumut)
Medan -

Eks Bandara Polonia Medan masih kokoh berdiri walaupun sudah dinonaktifkan sebagai bandara publik. Area ini kini digunakan sebagai Pangkalan Udara Soewondo yang dikelola TNI AU.

Berdasarkan pantauan detikSumut, area teras bandara tampak kosong dengan pintu yang dipalang oleh besi panjang. Sementara itu, tampak asbes atap yang sudah lapuk dan jebol. Tak heran, sejak tahun 2013, eks Bandara Polonia Medan tak lagi beroperasi.

Namun begitu, kondisi cat gedung tersebut masih tampak terjaga dengan dominasi warna hijau, putih, dan kuning, identik dengan warna khas suku Melayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun sudah nonaktif, eks Bandara ini memiliki kenangan tersendiri bagi warga Medan yang pertama kali terbang menggunakan pesawat saat itu.

Di antaranya ada Harry Suhardi (63) yang pertama kali menaiki pesawat ke Singapura melalui eks Bandara Polonia Medan. Ia berangkat untuk menjadi wali nikah sang kakak di Singapura pada tahun 1983.

ADVERTISEMENT

Saat itu, Harry terbang menggunakan maskapai Garuda dengan harga tiket saat itu sekitar harga Rp 2,5 juta pulang-pergi (PP).

"Pertama kali terbang naik pesawat itu ya dari Bandara Polonia lah waktu umur 20 tahun. Waktu itu ke Singapura karena mau jadi wali nikah kakak, kebetulan orang tua sudah tidak ada," ungkap Harry kepada detikSumut, Kamis (11/1/2024).

Saat itu, Harry berusia 20 tahun dan terbang menggunakan maskapai Garuda berdua bersama sepupunya. Walaupun begitu, ia menyebut petugas bandara cukup ramah.

"Pergi waktu itu berdua sama sepupu. Nah, karena bandaranya tidak sebesar Kualanamu, jadi kita mudah ke sana-ke sini. Petugas bandaranya juga ramah dan kita dibantu untuk ke area ruang tunggu," ujarnya.

Harry pun mengenang momen dirinya pertama kali menginjakkan Bandara Polonia saat itu. Biasanya, ia hanya melintasi area tersebut ataupun hanya mengantarkan kepergian atau menjemput sanak keluarga saja.

Tak hanya itu, Harry juga bercerita bahwa Bandara Polonia juga punya akses terbatas bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat para penumpang yang akan menaiki pesawat.

"Dulu ada akses khusus bagi pengantar yang ingin lihat penumpang yang mau naik pesawat. Kebetulan dulu ada om yang bekerja di situ sebagai Agent Travel. Jadi kalau mau ke ruang tunggu itu dikasih izin masuk," tuturnya.

Tak hanya itu, warga Medan Tetty Suharti (72) juga punya kenangan indah saat terbang menggunakan pesawat melalui eks Bandara Polonia Medan. Ia pun membandingkan saat dirinya berangkat menggunakan kapal laut ke Singapura.

"Dulu naik pesawat pertama itu tahun 1998 waktu anak saya SMA. Bandaranya kecil enggak besar kayak sekarang tapi nyaman bandaranya," kenang Tetty.

Tetty bercerita jika Bandara Polonia saat itu tak banyak memiliki toko-toko selengkap Bandara Kualanamu. Ia menyebut ada beberapa area makan seperti kantin.

"Kalau dulu enggak banyak toko baju atau tas gitu tapi lebih banyak yang jual makanan. Terus pas pertama kali terbang lewat Bandara Polonia itu suasananya ramai entah itu penjemput atau yang antar, tapi lebih banyak orang Tionghoa saat itu," kata Tetty.

Dibangun Pengusaha Polandia

Dibalik kejayaan eks Bandara Polonia Medan, ternyata eks bandara ini punya sejarah panjang ketika dibangun pada masa kolonial Belanda.

Dikutip dari jurnal skripsi Universitas Negeri Medan berjudul Sejarah Perkembangan Polonia sebagai Bandar Udara di Medan, saat itu Medan terus menunjukan kemajuan dan keterbukaan memberi citra yang cukup positif khususnya di luar Hindia Belanda, sehingga memancing bangsawan-bangsawan Belanda untuk membuka usaha mereka di kota Medan.

Salah satunya adalah Van der Hoop, Ia tertarik untuk menerbangkan Pesawat fokker miliknya dari Eropa ke Kota Medan. Padahal Kota Medan pada saat itu belum memiliki lapangan terbang, sehingga dibukalah landasan darurat di dekat konsesi perkebunan Polonia, dan itu menjadi pembuka lembaran pertama sejarah Medan dalam dunia penerbangan.

Sebelum menjadi bandara Kota Medan, kawasan ini diketahui merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Mishalsky.

Pada tahun 1872 membuka konsesi perkebunan tembakau dan memberi nama tanah konsesinya itu "Polonia" yaitu nama latin dari tanah kelahirannya yang berasal dari Polandia.

Namun pada tahun 1879 karena satu hal, konsesi tersebut berpindah tangan kepada Deli Maatshappij. Sementara pada tahun yang sama terdengar kabar bahwa pionir penerbangan bangsa Belanda Van der Hoop akan menerbangkan fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Deli Mij yang memegang konsesi atas tanah itu menyediakan sebidang tanah sebagai tempat landasan udara darurat (Sinar, 1995:97).

Pada tahun 1928 dibukalah dengan resmi lapangan terbang Polonia dengan singgahnya 6 buah pesawat pos udara KLM dari negeri Belanda dan saat itu lapangan terbang polonia menjadi lapangan terbang internasional karena menjadi pintu gerbang masuk nya wisatawan lokal maupun interlokal.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads