Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I memprediksi Sumatera Utara (Sumut) masih akan mengalami hujan pada Januari 2024 meski intensitas sudah menurun dibandingkan Desember 2023. Curah hujan diperkirakan akan menurun saat peralihan musim pada Februari 2024.
"Berdasarkan analisis dan prediksi kami untuk Januari 2024 beberapa wilayah seperti Pesisir Pantai Timur Sumut itu kami prediksi kondisi curah hujan rendah menengah kemudian prediksi untuk Pantai Barat Sumut itu kategori menengah ke tinggi. Ini akan menurun pada bulan Februari sesuai kami prediksi akan terjadi peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau," ungkap Koordinator Meteorologi BMKG Wilayah I Ramos Lumban Tobing, Kamis (4/1/2024).
Berdasarkan data BMKG Wilayah I, sepanjang tahun 2023, curah hujan tertinggi terjadi pada Agustus sebanyak 606,6 mm dan September 2023 yaitu 577,5 mm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suhu udara maksimum di Kota Medan dan sekitarnya selama tahun 2023 mencapai 36,5 persen pada bulan April dan suhu minimum tercatat 22 derajat pada bulan Januari. Jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Agustus sebanyak 28 hari," kata Kepala Balai BMKG Wilayah I Hendro Nugroho.
Hendro menyebutkan bahwa pada bulan Januari 2024, kondisi belokan angin masih cukup aktif yanf memicu pertumbuhan awan hujan.
"Labilitas udara dalam kondisi labil, belokan angin masih cukup kuat melewati wilayah Sumut dimana kondisi ini memicu pertumbuhan awan-awan hujan. Pertumbuhan awan-awan hujan masih berpotensi di wilayah Sumbagut pada Januari 2024. Sifat cuaca yang dinamis memungkinkan adanya potensi terjadinya belokan angin serta area konvergensi di wilayah Sumut dan dapat menyebabkan kondisi cuaca cukup labil yang dapat berubah sewaktu-waktu," ujarnya.
Sementara itu, BMKG mencatat peringatan dini cuaca ekstrim BBMKG Wilayah I selama tahun 2023 memiliki tingkat akurasi kebenaran rata-rata sebesar 86,64 persen. Titik panas (hotspot) di wilayah Sumut terjadi pada bulan Juni sebanyak 375 titik tingkat kepercayaan 30-80 persen sedang dan tujuh titik tingkat kepercayaan tinggi lebih dari 80 persen.
Tak hanya itu, BMKG wilayah I juga menganalisis bahwa ada sebanyak 43 kejadian bencana hidrometeorologis akibat dari cuaca ekstrim seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
"Bencana yang paling sering terjadi yaitu banjir pada bulan Oktober dan November. Kondisi cuaca ekstrim mengakibatkan bencana yang pada umumnya akibat oleh belokan angin dan konvergensi di wilayah Sumut hingga menyebabkan pertumbuhan awan konvektif cukup signifikan," ucapnya.
(astj/astj)