Kedatangan Pengungsi Rohingya di Langkat: Dikasihani Warga-Ditolak Kades

Round Up

Kedatangan Pengungsi Rohingya di Langkat: Dikasihani Warga-Ditolak Kades

Tim detikSumut - detikSumut
Senin, 01 Jan 2024 08:00 WIB
Imigran etnik Rohingya asal Myanmar yang terdampar di pantai Lamreh Kabupaten Aceh Besar menempati kantor Gubernur Aceh setelah direlokasi paksa oleh warga di Banda Aceh, Aceh, Minggu (10/12/2023) malam. Sebanyak 137 orang imigran Rohingya direlokasi paksa ke kantor Gubernur Aceh yang selanjutkan ditempatkan sementara di camp perkemahan Pramuka, Kabupaten Pidie. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/YU
Ilustrasi Pengungsi Rohingya (Foto: Antara Foto/Irwansyah Putra)
Langkat - Perahu yang membawa sekitar 170 orang pengungsi Rohingya mendarat di wilayah Langkat, Sumatera Utara. Kedatangan para pengungsi ini disambut warga dengan memberikan makanan karena merasa kasihan.

"Iya benar, kronologinya itu mereka datang sekitar jam 11 malam tadi, bersandar lah perahu mereka. Masyarakat juga terus berdatangan dan bawa makanan karena mereka kasihan," kata Kepala Desa Kwala Besar Muhammad Amirudin kepada detikSumut, Minggu (31/12/2023).

Amirudin menyebut jumlah pengungsi Rohingya yang datang ke wilayahnya itu dia ketahui dari keterangan warga. Para pengungsi yang datang itu dari yang dewasa hingga bayi.

"Posisi mereka saat ini berada di seberang Kwala Besar, artinya di daerah tempat biasanya lampu mercusuar. Mereka saat ini sedang dihitung jumlahnya, karena dari Koramil, Kapolsek juga hadir ke Desa Kwala Besar. Sesuai keterangan masyarakat ada sekitar 170-an, itu sama anak kecil dan anak bayi," ucapnya.

Amirudin mengatakan masyarakat juga berdatangan ke bibir pantai untuk melihat kondisi pengungsi Rohingya. Petugas kesehatan Desa Kwala Besar juga diturunkan untuk mengecek kondisi kesehatan pengungsi, khususnya perempuan dan anak-anak.

"Nah mereka (pengungsi Rohingya) ada bawa anak kecil, kami juga ada bawa petugas kesehatan untuk diobati dan kami beri makanan," sebutnya.

Pihak Desa Tolak Pengungsi Menetap

Amiruddin menyebut pihaknya menolak jika pengungsi Rohingya itu menetap di wilayah mereka. Dia mengaku sudah mengimbau masyarakat untuk hal itu.

"Masyarakat tadi juga saya imbau melalui pengumuman, Desa Kwala Besar menolak lah supaya untuk tidak bertempat tinggal atau bermukim di sini," ujarnya.

Amiruddin menyebut jika penolakan itu dilakukan karena khawatir ada permasalahan yang muncul jika pengungsi itu ada di wilayah mereka. Dia mengatakan, warga sekitar memahami sikap menolak yang mereka lakukan.

"Sebelum ada permasalahan, cuma sesuai kita dengar, di wilayah manapun tidak ada yang mau menerima mereka bertempat tinggal di desanya atau di wilayahnya," tutur Amirudin.

"Alhamdulillah masyarakat memahami, artinya jangan gara-gara mereka, masyarakat di Desa Kwala Besar jadi berselisih paham atau pertengkaran. Namanya manusia, ada yang nerima dan sebagian menolak," ucapnya.


(afb/afb)


Hide Ads