.webp)
Peti jenazah Kopda Hendrianto yang diselimuti bendera merah putih ditandu empat orang prajurit saat proses serah terima kepada keluarga. Istri almarhum tak kuat melihat jenazah suaminya yang sudah tidak lagi bernyawa.
Kopda Hendrianto, prajurit Satgas Yonif 133/Yudha Sakti (YS) tewas setelah diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) usai mengamankan Natal di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Momen serah terima jenazah Kopda Hendrianto ke pihak keluarga di Korem 032/Wirabraja penuh hari. Suara tangisan istri dan anak almarhum pecah ketika jenazah Kopda Hendrianto akan diserahterimakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikSumut di lokasi Rabu (27/12/2023), saat upacara istri Kopda Hendrianto tampak tidak sanggup berdiri dan hanya terduduk di atas kursi roda. Sementara anaknya digendong oleh salah seorang prajurit TNI.
 Istri Kopda Hendrianto menangis saat melihat jenazah suaminya tiba di Korem 032/Wirabraja. (M Afdal/detikSumut) |
Saat jenazah akan diberangkatkan menaiki mobil ambulance TNI menuju Kabupaten Kerinci, Jambi, tangisan haru kembali pecah.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menyebut Kopda Hendrianto sebagai prajurit yang berprestasi. Itu dibuktikan almarhum yang ikhlas dalam menjalankan tugas.
"Kita semua berdoa semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Almarhum gugur dalam pelaksanaan tugas yang sangat mulia," ungkap Mahyeldi yang menjadi inspektur upacara.
Selain itu, Ia berharap pemerintah Indonesia juga tetap memberikan perlindungan kepada semua prajurit TNI yang masih bertugas di Papua.
Upacara penyerahan jenazah Kopda Hendrianto juga turut dihadiri Wali Kota Padang, Kapolda Sumbar, Komandan Danlantamal Padang, Komandan Korem 032/Wirabraja, Kapolresta Padang, unsur TNI AD, AL, AU dan Polisi.
(astj/astj)
