Pj Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Sugeng Riyanta menjelaskan terkait video viral yang menampilkan dirinya terlibat cekcok dengan Ketua DPRD Tapteng Khairul Kiyedi Pasaribu hingga ajakan perang. Sugeng mengungkapkan peristiwa itu berkaitan dengan penonaktifan Nursyam dari jabatan Kepala Dinas Kesehatan Tapteng satu hari sebelumnya.
"Ini terkait dengan, ini kan kejadian hari Jumat ya, itu terkait dengan peristiwa hari Kamis, kan saya sedang memerintahkan Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran disiplin berat oleh ASN yang diduga dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan nonaktif N," kata Sugeng Riyanta kepada detikSumut, Minggu (24/12/2024).
Nursyam dinonaktifkan karena dugaan telah melakukan tindak pidana korupsi berupa pemotongan biaya operasional kesehatan (BOK) dan jasa pelayanan (Jaspel) yang merupakan hak tenaga kesehatan se-Kabupaten Tapteng. Hasil pemeriksaan, Nursyam diduga kuat telah memerintah bawahannya untuk melakukan pemotongan sebesar 50 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah ternyata dari hasil pemeriksaan kami itu diperoleh sangat kuat buktinya bahwa N telah memerintahkan jajarannya di bawah secara berjenjang untuk melakukan pemotongan dana operasi kesehatan maupun jasa pelayanan sebesar 50 persen untuk anggaran taktis kepala dinas," ucapnya
Berdasarkan informasi yang mereka dapat, Nursyam telah melakukan pemotongan tersebut selama 6 tahun belakangan. Lebih tepatnya sejak 2018 silam.
"Ternyata itu sudah terjadi sejak 6 tahun yang lalu, terakhir 2023 ini, berarti sejak 2018 dan ironisnya juga terjadi ketika saya sudah menjabat," ujarnya.
Padahal menurutnya, dia telah mengingatkan seluruh ASN untuk tidak melakukan perbuatan menyimpang. Jika dilakukan, Sugeng menyebut bakal memeriksa, mencopot hingga mendorong ke aparat penegak hukum (APH).
Hal itu lah yang mungkin, kata Sugeng, dirinya dianggap suka mengancam ASN. Padahal menurutnya hal itu bukan ancaman, tetapi sebagai bentuk penegasan dan di sisi lain dia juga mengaku menjamin akan melindungi ASN jika ada pihak lain yang mengancam merekam.
"Tapi prinsip saya mempunyai seperti yang saya sampaikan kalau menyimpang akan sayang periksa, akan saya copot, dan akan saya dorong ke APH, itu prinsip saya di awal, itu mungkin dianggap mengancam, sudah saya katakan kitab suci Al-Quran juga mengancam kan, mengancam ketika kamu khamar, kamu zinah, kamu judi ancamannya adalah neraka. Nah dalam konteks itu sama saya sebagai bupati saya mengatakan jangan ada lagi praktík-praktik yang nggak benar," ungkapnya.
"Tetapi saya katakan juga, kalau anda sudah tertib, kerja benar, ada orang ngancam-ngancam anda, intimidasi karena kepentingannya, itu menjadi tugas saya melindungi anda, saya yang akan ada di depan, berarti sama kan? Saya di samping dalam tanda kutip disebut mengancam, tapi saya juga memberikan insentif, kalau anda benar nggak usah khawatir saya yang akan lindungi," imbuhnya.
Sugeng kemudian dihubungi oleh Kiyedi beberapa kali setelah penonaktifan Nursyam. Saat itu, Kiyedi meminta agar tidak mempermalukan Nursyam.
"Dialektikanya Ketua DPRD ini mengetahui dan dia beberapa kali sudah mengontak saya, nelpon, datang juga untuk intinya meminta bantuan N ini untuk tidak dipermalukan, bahasa dia, ya untuk soft-soft aja lah. Walaupun Ketua DPRD melakukan pendekatan-pendekatan untuk membantu N, tapi faktanya tetap saya lakukan pencopotan hari Kamis" jelasnya.
Setelah menonaktifkan Nursyam, Sugeng kemudian mengumpulkan jajaran Dinas Kesehatan Tapteng pada Jumat (22/12) siang. Hal itu untuk meningkatkan semangat ASN karena dianggap shock karena pencopotan Nursyam.
"Satu sisi saya paham, ketika terjadi tindakan yang sangat cepat dan orang nggak menyangka, pasti kan jajaran Dinas Kesehatan berarti kan ada namanya sikap perasaan shock, kaget, jangan-jangan bisa menurunkan semangat, maka kemudian hari Jumat itu saya bersama Sekda dan Plh Kepala Dinas Kesehatan mengumpulkan mereka di aula jam 14.15 WIB," sebutnya.
Sugeng saat itu sedang memberikan motivasi ke ASN usai Sekda Tapteng Herman Suwito. Saat itu lah Kiyedi bersama beberapa orang memasuki rapat tersebut tiba-tiba.
"Tahu-tahu ini tadi, terjadi aksi sepihak Ketua DPRD dan kawan-kawannya yang saya tahu bukan semua anggota DPRD. Jadi saya nggak tahu, apakah itu tindakan dia sebagai Ketua DPRD atau tindakan pribadi, kan melekat ke dia, paling tidak temannya N urusan, karena sebelumnya dia punya kepentingan itu kan dan kemudian terjadilah dia mengambil alih itu yang di video itu," tutupnya.
Sebelumnya, satu video yang memperlihatkan Pj Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Sugeng Riyanta cekcok dengan Ketua DPRD Tapteng Khairul Kiyedi Pasaribu. Pj Bupati sampai menyatakan perang dengan Ketua DPRD.
Dalam video yang dilihat detikcom, Minggu (24/12), terlihat keduanya cekcok di depan puluhan orang yang berada di satu ruangan. Pj Bupati sempat meminta agar Ketua DPRD dikeluarkan dari ruangan itu, namun Ketua DPRD menolak karena dia datang untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak).
"Saya Ketua DPR, saya berhak sidak kemanapun, " kata Ketua DPRD dalam video itu.
Ketua DPRD kemudian menyebut dia mengetahui jika Pj Bupati sering melakukan pengancaman. Salah satu yang ikut diancam, menurut Ketua DPRD, adalah Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Tapteng.
(nkm/nkm)