Ekspor asal Sumut mengalami kontraksi 5,11 persen pada triwulan III. Kontraksi ini terus berlanjut dari sebelumnya juga sempat melemah dengan kontraksi 1,09 persen.
"Ekspor turun lagi dari 1,09 persen menjadi 5,11 persen, nah ini dampak dari ekonomi global juga," ungkap Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut I.G.P Wira Kusuma, Jumat (22/12/2023).
Hal serupa juga terjadi pada kinerja impor yang mengalami penurunan cukup dalam dengan kontraksi 6,97 persen pada triwulan III. Kontraksi ini juga terus berlanjut dari sebelumnya mengalami kontraksi 2,32 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, kontraksi dua pengeluaran ini mampu tertutupi dengan pertumbuhan positif dari bidang konsumsi rumah tangga sebesar 6,42 persen pada triwulan III. Angka ini tumbuh cukup baik dari triwulan II yang tumbuh sebesar 5,12 persen.
Hal serupa juga terjadi pada sisi pengeluaran investasi yang tumbuh positif menjadi 5,28 persen pada triwulan III dari sebelumnya 3,79 persen pada triwulan II 2023.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sumut ditopang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong relaksasi LTV/FTV untuk pembelian properti dan kendaraan bermotor yang berlanjut hingga akhir 2023. Mulai meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat menjelang pesta demokrasi. Selanjutnya kinerja investasi penanaman modal tetap bruto mengalami peningkatan seiring tumbuhnya belanja modal," jelasnya.
Secara keseluruhan, perekonomian di Sumut pada Triwulan III 2023 tetap tumbuh kuat sebesar 4,94 persen secara YoY. Pertumbuhan Sumut mengimbangi pertumbuhan nasional yang tumbuh 4,94 persen dan lebih tinggi dibanding Sumatera yang hanya 4,50 persen.
Lebih rinci, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera pada triwulan III yaitu Sumatera Selatan sebesar 5,08 persen dengan andil 0,71 persen, Riau tumbuh 4,02 persen dengan andil 0,86 persen, dan Sumut 4,94 persen dengan andil 1,14 persen.
(nkm/nkm)