"Baru saja selesai dilakukan operasi transplantasi ginjal di Rumah Sakit Adam Malik ini, ini terlaksana berkat dukungan dari tim pengampu RSCM," kata Direktur Pelayanan Medik RSUP H Adam Malik, Otman Siregar, Senin (4/12/2023).
Operasi transplantasi ginjal sendiri sudah pernah dilakukan sebanyak 4 kali di RSUP H Adam Malik. Namun terhenti karena pandemi COVID-19 dan baru kembali digelar saat ini.
"Rumah Sakit Adam Malik sudah melakukan operasi transplantasi ginjal sebanyak 4 kali dan ini yang kelima. Yang keempat itu sudah dilakukan program ini, namun terhenti sejak pandemi dan ini kali pertama sejak pandemi," ucapnya.
Saat ini RSUP H Adam Malik masih belum bisa melakukan operasi transplantasi ginjal secara mandiri dan masih dipantau oleh tim dari RSCM. Mereka akan bisa melakukan operasi secara mandiri jika sudah menerima hasil uji kelayakan oleh Komisi Transplantasi Nasional.
"Nanti yang mengeluarkan uji layak itu Komisi Transplantasi Nasional, tim dokter di sini akan memberikan laporan. Diperkirakan tinggal 2 sampai 3 kali operasi lagi maka akan bisa secara mandiri. Saat ini ada 4 pasien yang sudah registrasi untuk operasi transplantasi ginjal," ujarnya.
Ketua Tim Operasi Transplantasi Ginjal RSUP H Adam Malik, Alwi Thamrin Nasution, menyebutkan jika kondisi pasien yang baru selesai operasi tersebut dalam keadaan stabil. Saat ini pasien sedang dirawat di ruang ICU.
"Jadi saat ini kita rawat sementara dulu di ICU dulu untuk monitoring lebih jauh," sebut Alwi Thamrin Nasution.
Alwi mengungkapkan jika dari 4 pasien yang sudah pernah dilakukan operasi, 2 di antaranya hanya memiliki masa waktu 2 tahun pasca operasi karena berbagai penyebab. Sedangkan dua di antaranya masih hidup sampai saat ini bahkan satu di antaranya sudah menjadi dokter.
"Semua operasi lancar, kemudian yang pertama itu angka harapan hidupnya 2 tahun, terkena infeksi ya. Kemudian yang kedua juga berkisar 1 tahun 8 bulan karena tidak kontrol, yang satu lagi pindah dan yang satu lagi yang keempat sudah jadi dokter saat ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Alwi menjelaskan gagal ginjal sendiri memiliki 2 penyebab utama. Di Indonesia yang tertinggi disebabkan oleh hipertensi dan kedua penyakit gula.
"Di Indonesia paling tinggi itu disebabkan hipertensi dan sakit gula. Itu disebabkan salah satunya ada faktor genetik, kemudian pola hidup," jelasnya.
Di Indonesia sendiri mencari pendonor ginjal masih cukup sulit ditemukan. Sehingga itu menjadi salah satu kendala dalam melakukan operasi transplantasi ginjal.
Untuk pasien yang hari ini berhasil dioperasi, ginjal didonorkan oleh adik kandungnya. Memutuskan untuk mendonorkan ginjal juga dinilai cukup berat oleh keluarga.
"Yang paling berat pasti karena memutuskan pendonor nya dari keluarga sendiri ya. Itu memang pertimbangannya kami sendiri juga, dokter cuma menyarankan untuk transplantasi ginjal. Akhirnya kami berembuk keluarga dan akhirnya memutuskan adik kami ini yang mendonorkan," kata Dewi Sidabutar, kakak kandung pasien.
Mereka merupakan keluarga dari Parapat, Simalungun. Untuk biaya melakukan operasi transplantasi ginjal ini ditanggung oleh BPJS.
"Kalau kami didanai oleh BPJS," ucapnya.
Keterangan foto: Tim Dokter yang melakukan operasi transplantasi ginjal di RSUP H Adam Malik Medan (Nizar Aldi/detikSumut)
Ruang rawat pasien pasca operasi transplantasi ginjal di RSUP H Adam Malik Medan (Nizar Aldi/detikSumut)
(nkm/nkm)