Pejabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin bercerita mengalami naik-turun tensi (tekanan darah) mendapat laporan harga bahan pokok di Sumut setiap pagi. Hal ini ia rasakan sejak menjadi Pj Gubsu menggantikan Edy Rahmayadi.
"Sejak saya menjabat Pj ini, setiap pagi saya mendengar suara Kepala Dinas Perdagangan saya menyampaikan harga hari ini membuat adrenalin dan denyut tensi saya selalu bergerak," ungkap Hassanudin saat hadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Sumut, Rabu (29/11/2023) malam.
Ia menyebut operasi pasar cukup penting dalam pengendalian harga. Ia pun meminta agar bupati maupun wali kota mengoptimalkan anggaran belanja daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengajak kepada stakeholder untuk melakukan berbagai aksi pengendalian inflasi di Sumut seperti mengoptimalkan anggaran belanja daerah, khususnya rekan bupati dan wali kota untuk intervensi operasi pasar untuk mengatasi gejolak harga tersebut," ujarnya.
"Apabila kita dapat melakukan aktivitas tersebut secara terpadu dan bersinergi akan sangat memberikan dampak nyata terhadap inflasi di Sumut. Kami mendorong rekan bupati, wali kota, dan pimpinan OPD secara aktif untuk segera melaksanakan program pengendalian inflasi," lanjut Hassanudin.
Selain itu, ia juga meminta agar pemerintah kabupaten/kota dapat segera melakukan program-program dalam menjaga stabilitas harga jelang Nataru.
"Satu bulan ke depan kita memasuki Nataru yang sudah di depan mata. Saya mohon agar semua pihak dapat menyusun antisipasi melakukan pelaksanaan, program pengendalian inflasi agar stabilitas harga dapat terjaga," ucapnya.
(nkm/nkm)