5 Hal yang Disampaikan Edy Rahmayadi saat Rapat TKD AMIN Sumut

Round Up

5 Hal yang Disampaikan Edy Rahmayadi saat Rapat TKD AMIN Sumut

Tim detikSumut - detikSumut
Kamis, 30 Nov 2023 09:24 WIB
Ketua TKD AMIN di Sumut Edy Rahmayadi saat acara di DPW NasDem Sumut
Edy Rahmayadi (Ahmad Arfah/detikSumut)
Medan -

Tim Kampanye Daerah (TKD) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menggelar rapat koordinasi. Edy Rahmayadi sebagai Ketua TKD AMIN di Sumut langsung memimpin rapat.

Dalam rapat yang digelar di DPW Partai NasDem Sumatera Utara (Sumut) pada Rabu (30/11) kemarin, Edy menyampaikan beberapa hal penting. Apa saja itu? berikut detikSumut hadirkan rangkumannya.

5 Poin Ucapan Edy Rahmayadi di Rapat TKD AMIN Sumut

1. Secara Emosional Edy Mendukung Prabowo

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) periode 2018-2023 ini mengaku calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, adalah mantan atasannya ketika masih aktif di TNI AD. Secara emosional dia mengaku harusnya mendukung Prabowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya, kalau saya ditanya, saya sebenarnya kemana (dukung siapa), kalau menurut emosional saya, saya ke nomor dua (Prabowo-Gibran)," kata Edy dalam sambutannya.

Bukan hanya karena mantan atasan, Edy juga mengenal sosok Prabowo dengan sangat baik.

ADVERTISEMENT

"Karena beliau mantan atasan saya. Dan saya tahu benar," ucapnya.

2. Alasan Edy Tak Dukung Prabowo karena Ingin Perubahan

Hanya, keputusan akhirnya lebih memilih pasangan AMIN. Bahkan kini dia dipercaya menjadi Ketua TKD AMIN di Sumut.

Tagline perubahan yang ditawarkan oleh AMIN, diakui Edy menjadi salah satu alasannya bergabung.

"Kenapa saya tak ke sana (Prabowo), kalau ditanya, saya ingin berubah, yang punya tagline berubah hanya nomor satu," jelas Edy.

3. Edy Sebut Perlu Perubahan di Sektor Sosial

Perubahan yang diinginkan Edy adalah tentang kondisi sosial yang terjadi saat ini. Banyak hal yang akan berubah ketika kondisi sosial berubah.

"Yang diubah adalah kondisi sosial. Di dalamnya banyak itu," kata Edy

Edy menyebut kondisi sosial yang dia maksud meliputi persoalan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Dia kemudian memberikan penjelasan terkait perubahan-perubahan yang dia inginkan itu.

"Ideologi, sudah jelas-jelas ada TAP MPRS nomor 25. Apa yang berbentuk komunis, semua harus dihilangkan dari dunia Indonesia ini. Keluar pula Keppres. Itu lah yang disindir oleh Surya Paloh," ucap Edy.

"Saudara-saudara saya, ideologi saja dulu kembalikan kepada Pancasila," sambungnya.

4. Sindir Putusan Mahkamah Konstitusi

Edy selanjutnya menyindir soal soal Mahkamah Konstitusi (MK). Edy menilai MK sudah tidak independen dan dapat diatur-atur.

"Yang kedua, politik. Gimana mau cerita politik, di dunia mana pun negara ini ada yang namanya MK. MK itu malaikatnya negara itu, itu pun sudah diatur-atur," ucapnya.

Mantan Gubernur Sumut itu kemudian menyinggung soal kepala desa yang dikumpulin untuk kepentingan politik. Dia juga berbicara soal pertumbuhan ekonomi di era Presiden Jokowi.

"Ekonomi. Pada zaman Soeharto, saya tak bilang zaman Soekarno, Soekarno tak terukur pertumbuhan ekonomi, Soeharto 7 persen pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia ini," tutur Edy.

"Begitu masuk SBY 5 persen. Pertanyaan, berapa pertumbuhan ekonomi sekarang? 4 persen. Itu lah yang dibilang Pak Sura Paloh itu, buka mata mu. Tadi aja yang menyinggung ekonomi, negara kaya kita ini," lanjutnya.

5. Pembangunan IKN Hanya Akan Tambah Masalah

Selanjutnya, Edy berbicara soal ketimpangan sosial. Hal ini ditandai dengan banyaknya warga yang mencari pekerjaan di Jakarta.

"Kenapa orang lari ke Jakarta, semua itu lah tanda tidak pemerataan. Kenapa tidak dibangun di semua kota, Kota Medan, Kota Palembang. Semua berkonsentrasi di provinsinya masing-masing," ungkapnya.

Selanjutnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) yang dikritik Edy. Menurutnya, dengan sejumlah persoalan yang ada, pembangunan IKN justru akan menambah masalah.

"Eh dibikinnya pula IKN lagi, menambah masalah lagi," jelasnya.




(astj/astj)


Hide Ads