Sumatera Utara mengusulkan 5.031 data penerima rice cooker gratis ke Kementerian ESDM. Usulan ini lebih banyak dibanding jumlah yang diberikan.
"Kementerian ESDM memberikan kuota usulan 4.000 data, kita minta 5.000 dan kita kirim usulan 5.031 dengan pertimbangan apabila ada data yang kurang lengkap. Data ini nanti diseleksi dan disurvei teknisnya oleh PLN," ungkap Kabid Kelistrikan Dinas ESDM Sumut Karlo Purba kepada detikSumut, Selasa (28/11/2023).
Karlo menyebutkan 5.031 penerima yang diusul ini berasal dari delapan kabupaten di Sumut. Rinciannya, 692 usulan dari Kabupaten Batubara, 671 usulan dari Humbahas, 268 usulan dari Karo, 1.140 usulan dari Nias, 1.048 usulan dari Nias Barat, 346 usulan dari Padang Sidimpuan, 337 usulan dari Tapsel, 529 usulan dari Padang Lawas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokusnya banyak kita di Kabupaten Nias karena kita tahu banyak yang masaknya pakai minyak, kayu bakar ataupun arang," ujarnya.
Karlo menjelaskan bahwa saat ini, pihak PLN sudah melakukan survei teknis kepada calon penerima yang sudah lolos administrasi. Ia menyebutkan pendistribusian rice cooker gratis akan berjalan pada bulan Desember 2024 ini.
"Selambat-lambatnya bulan Desember ini didistribusikan. Proses survei dari PLN sudah berjalan dari dua minggu lalu, jadi proses pengadaannya sambil berjalan ini," tutur Karlo.
Adapun survei dari PLN meliputi secara teknis seperti ketersediaan jaringan listrik dan daya listrik mencukupi dengan minimal 900kwh.
Lanjutnya, Karlo menyebutkan ada beberapa faktor hanya delapan kabupaten saja yang mendapat usulan pembagian rice cooker gratis.
"Ada beberapa kabupaten yang tidak menyampaikan usulan. Kemudian ada kabupaten yang tidak mendapat usulan karena mereka tidak menyampaikan di luar dari batas waktu yang paling lambat 1 November. Bahkan Nias Selatan memasukkan 10 ribu data cuma ketika kami konfirmasi Kementerian ESDM mereka tidak terima lagi," ucapnya.
(dhm/dhm)