Cerita Nani, Warga Kampung Aur Medan yang Terpaksa Tak Jualan gegara Banjir

Cerita Nani, Warga Kampung Aur Medan yang Terpaksa Tak Jualan gegara Banjir

Kartika Sari - detikSumut
Selasa, 14 Nov 2023 16:50 WIB
Warga Kampung Aur bertahan saat banjir. (Kartika Sari/detikSumut)
Foto: Warga Kampung Aur bertahan saat banjir. (Kartika Sari/detikSumut)
Medan -

Perkampungan Aur, Kecamatan Medan Maimun direndam banjir sejak tadi pagi. Banjir mulai naik sejak pukul 04.00 WIB dini hari.

Berdasarkan pantauan, Selasa (14/11/2023) siang, ketinggian air di Kampung Aur masih setinggi 30-40 cm atau setinggi paha orang dewasa. Banjir mulai surut dibanding pagi tadi yang mencapai 60-90 cm atau setinggi dada orang dewasa.

Berdasarkan keterangan Nani, warga Kampung Aur mengungkapkan banjir sudah terjadi sejak tiga hari berturut. Banjir hari ini menjadi tertinggi dibanding sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Udah tiga hari ini banjirnya, dari Sabtu udah banjir, cuma hari ini agak besar banjirnya," ungkap Nani kepada detikSumut.

Kondisi ini tentu membuat aktivitas Nani dan warga lainnya terhambat. Hal ini diutarakan Nani yang terpaksa tak berjualan sejak akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

"Udah hari Sabtu kemarin enggak jualan, biasanya sarapan pagi. Tapi banjir gini mana bisa jualan. Asik pengeluaran aja yang keluar, pemasukan belum ada," ujarnya.

Nani bercerita dirinya sudah 61 tahun tinggal di pemukiman Kampung Aur yang berada di pinggiran Sungai Deli. Ia pun mengaku sudah tak terkejut dengan kondisi banjir seperti ini.

"Memang udah musimnya ini akhir tahun. Kita pun udah enggak terkejut lagi, memang pasti banjir gini. Pernah sampai ke loteng rumah tingginya. Paling kalau udah gini, biasanya lihat-lihat lah kalau hujan mulai terus-terusan, amankan barang-barang," kata Nani.

Hal serupa juga diutarakan Indra, warga Kampung Aur yang membenahi teras rumahnya. Ia bersama keluarganya tampak menguras air yang mulai surut.

"Enggak tidur ini dari Subuh, beres-beres dulu lah ini pada berantakan kena banjir," ujar Indra.

Indra menyebutkan banjir menjadi risiko bagi warga yang tinggal di pinggiran sungai. Bahkan, tak jarang barang-barangnya rusak diterjang banjir.

"Kalau banjir ini udah memang 'makanan' lah apalagi akhir tahun gini memang musim hujan. Barang-barang yang kayu pun sering lapuk, paling kita usahakan beli yang plastik lah biar tahan banting," ucapnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads