Cerita Warga Belawan Sehari-hari Terendam Banjir Rob

Cerita Warga Belawan Sehari-hari Terendam Banjir Rob

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Sabtu, 11 Nov 2023 05:00 WIB
Banjir Rob di Belawan. (Raja Malo Sinaga/detikSumut)
Foto: Banjir Rob di Belawan. (Raja Malo Sinaga/detikSumut)
Medan -

Perempuan yang akrab dipanggil dengan Mama Citra itu tengah menyelamatkan perkakas dapurnya. Ketinggian banjir rob hari itu telah mencapai 60 cm sehingga membuat benda-benda di dalam rumah terendam.

Meski saat itu terik matahari terasa di atas kepala tidak menjadikan banjir rob surut. Selain itu, banjir rob yang terjadi setiap hari juga tak membuat aktivitas perempuan itu terhenti.

Ia tetap saja sibuk memasak. Memasak telah ditekuninya sebagai mata pencahariannya. Selesai memasak, ia pun menuangkan masakannya ke dalam mangkok dan diletakkan di atas meja tak jauh dari kompor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Mama Citra mengambil ember hitam dan memunguti piring-piring dan gelas yang terbuat dari plastik. Seluruh akvitas itu dilakukannya di tengah-tengah banjir rob yang merendam rumahnya.

"Ini, ini. Penuh segini," ungkap perempuan itu sambil menunjukkan ujung celananya yang dinaikkan hingga sampai paha telah basah.

ADVERTISEMENT
Banjir Rob di Belawan. (Raja Malo Sinaga/detikSumut)Banjir Rob di Belawan. (Raja Malo Sinaga/detikSumut) Foto: Banjir Rob di Belawan. (Raja Malo Sinaga/detikSumut)

Kepedihan akibat air pasang juga dirasakan warga Belawan Bahagia lainnya yang bernama Khairudin Nur. Lelaki yang berprofesi sebagai tukang becak ini menuturkan air pasang seperti tamu tak diundang. Pasalnya, air pasang datang dua kali sehari. Pertama kali saat menjelang subuh dan kedua saat siang hari.

"Udah-udah agak reda sikit. Tapi kalo siang besar dia (air pasang). Lain nanti nyambung malam dia (dini hari)," kata Khairudin.

Dirinya pun bercerita di masa silam ketika dirinya masih kanak-kanak, dalam ingatannya, air pasang masih di pinggir pemukiman di Belawan Bahagia. Namun kini, air pasang diam-diam merayap hingga ke jalan raya.

Air pasang tak hanya membuat kerugian secara materi. Khairudin menceritakan air pasang juga merenggut iklim sosial mereka karena banyak warga Belawan Bahagia berbondong-bodong pindah dan mencari tempat tinggal yang lebih aman. Suasana di Belawan Bahagia pun semakin mencekam kala malam akibat rumah-rumah tenggelam itu.

"Banyak rumah kosong udah. Pada tenggelam semua," terangnya.

Seragam Sekolah Basah

Air pasang juga mengundang keprihatinan bagi anak-anak sekolah di Kelurahan Belawan Bahagia terlihat memacu kaki mereka di tengah air pasang yang tinggi bercampur sampah rumahan. Seragam basah pun menjadi hal lumrah. Meski begitu, tak sedikitpun kaki anak-anak itu berhenti melangkah.

Namun, lanjut Khairudin, ada siasat lain untuk anak-anak sekolah agar seragamnya tak basah. Dirinya menuturkan anak-anak bisa diantar jemput menggunakan betor dari simpang Jalan Belawan Bahagia hingga ke rumah. Kendati demikian, orang tua perlu merogoh kocek tambahan untuk membayar jasa tukang becak. Solusi itu pula tidak selalu bisa dijadikan jalan keluar karena kadang kala banyak betor yang akan mogok sebelum anak sampai diantar ke rumah.

"Makanya anak sekolah itu kasihan kali," akunya.

Tak ayal, keadaan air pasang semakin parah karena pemukiman yang dekat areal industri. Banyak perusahaan meninggikan bangunan dengan penimbunan. Alhasil air pasang pun menjelanak ke rumah-rumah warga yang tak sanggup meninggikan rumah.

"Sekarang dah banyak kali orang nimbun. Sekarang larinya kemari. Itulah yang kontainer. Dari perusahaan orang itu. Lari kemari airnya," protesnya.

Bahkan puncak akibat air pasang menurut Khairudin adalah ketakutan saat beristirahat. Di dalam rumah, para warga terpaksa kepanasan karena tak berani menggunakan listrik. Ketakutan tersetrum mengakar bagi warga Belawan Bahagia.

Parahnya, dari aktivitas air pasang yang datang dua kali sehari membuat warga menyalakan mata. Mereka rela tak tidur lantaran takut air pasang datang sehingga barang-barang mengapung di genang air yang keruh dan berbau. Dan sekalipun tidur, para warga harus tidur berdiri di kursi sambil berharap air pasang segera pergi.

"Makanya kami nggak bisa tidur. Tidur di kursi, berdiri. Makanya kami takutnya," pungkasnya.

Rentan Penyakit

Air pasang yang kerap melanda Belawan Bahagia pastinya memunculkan perkara pelik dari kesehatan. Masyarakat pun diduga lebih mudah terserang penyakit.

Spesialis patologi klinis sekaligus Wakil Dekan 2 Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, dr. Jenny Ria Sihombing, menjelaskan air pasang tak hanya berimbas kepada manusia. Hewan-hewan pun disebutkannya turut menjadi imbas terkena penyakit. Jenny menyebutkan infeksi menjadi penyakit pertama yang paling rentan menyerang. Dari infeksi itu bisa membuat masalah kulit seperti gatal-gatal, kudisan hingga korengan.

"Kalau misalkan ke manusianya atau hewan juga bisa terjadi infeksi. Apakah itu infeksi yang disebabkan bakteri atau jamur," katanya.

Fenomena air pasang pun juga berisiko terhadap saluran pencernaan. Apabila air pasang yang tercemar dengan air untuk digunakan kepulauan sehari-hari atau secara tak sengaja dikonsumsi akan menimbulkan sekelumit masalah kesehatan seperti diare.

Selain itu, air pasang juga memiliki andil menyerang organ pernafasan. Salah satu penyakit yang menjadi krusial bisa berakibat batuk-batuk.

"Kalau misalkan terminum atau tertelan bisa menyebabkan gangguan di saluran pencernaan. Misalkan diare. Kalau misalkan masuk ke organ pernafasan bisa mengganggu paru-paru, bisa batuk-batuk," pungkasnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads