Pagi itu, Jumat (20/10/2023), rintik hujan perlahan mulai turun. Dari kejauhan, seorang nenek datang, kakinya tampak gemetar tanpa sendal. Ia berpegangan pada dinding rumah yang berkonstruksi papan.
Ia adalah Nek Hanum, warga Kampung Nelayan Belawan yang ikut pemeriksaan kesehatan rutin di Balai Desa. Dengan tubuh rentahnya, wanita berusia 70 tahun ini berjalan tertatih.
Melihat kondisi itu, seorang warga yang duduk di teras balai desa langsung tergopoh menghampiri Nek Hanum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayo Nek, naik biar tak (aku) antar ke dalam," ujar pria tersebut sambil menggendongnya ke dalam ruangan.
Sesampai di ruangan, Nek Hanum yang saat itu menggunakan daster hijau berkerudung pink disambut hangat petugas. Saat itu, aula dipenuhi puluhan lansia yang sedang ikut cek kesehatan gratis dari Pertamina.
Beberapa menit menunggu, giliran Nek Hanum tiba untuk diperiksa. Petugas kesehatan pun mengecek mulai dari gula darah hingga tensi Nek Hanum.
"Gula-nya normal ya nek. Tensinya agak tinggi, ini obatnya diminum rutin," ujar seorang petugas kesehatan sambil memberikan beberapa jenis obat tablet dan cemilan ringan di dalam plastik. Usai diperiksa, Nek Hanum digendong pulang ke rumahnya.
![]() |
Tinggal di rumah kontrakan sederhana berdinding tepas, Nek Hanum bercerita dirinya sudah mengalami nyeri tulang dan pusing selama bertahun-tahun.
Saat itu, ia bercerita apabila sakitnya semakin parah, ia harus menyeberang menggunakan perahu untuk mendapat berobat ke puskesmas terdekat. Dengan kondisi keuangan yang sulit, ia lebih memilih untuk meminum obat tablet di warung atau kedai.
"Dulu kalau sakit, minum obat kedai. Minumnya pas kepala pening, apa aja lah merknya. Kalau sekarang minum obat dari dokter, ada dikasih jadwal minumnya. Sekarang enggak lagi naik perahu untuk berobat," tuturnya sambil terbaring di kasur lusuh.
Sejak adanya pemeriksaan kesehatan gratis di kampungnya, Nek Hanum mengakui dirinya merasa terbantu dari sisi biaya, tenaga, hingga waktu. Lantaran, pemukiman di Kampung Nelayan, Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan ini berada di atas muara. Sehingga, akses untuk mendapatkan fasilitas kesehatan harus menggunakan perahu dengan menempuh jarak sekitar 10 menit menuju daratan.
Nek Hanum berharap program ini dapat terus berjalan. Mengingat, warga Kampung Nelayan hanya bisa berobat kepada mantri desa dengan fasilitas terbatas.
"Penginnya ada terus cek kesehatan gratis ini biar panjang umur," ujarnya sambil tertawa.
Pos Amanah Gaungkan Pola Hidup Sehat
Nek Hanum merupakan satu dari puluhan lansia yang rutin mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis. Layanan ini dilakukan pada tanggal 14 dan 20 tiap bulannya mulai pukul 09.00-13.00 WIB.
Pemeriksaan kesehatan gratis yang diikuti para warga di Kampung Nelayan ini masuk dalam program Posyandu Anak Mantap Mama Sehat Ayah Senang (Pos Amanah) Belawan Bahari. Program Pertamina ini sudah berjalan sejak tahun 2019 lalu.
Program ini diprioritaskan untuk memberikan layanan dasar kesehatan bagi warga, termasuk upaya promotif dan preventif tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sasaran utamanya adalah warga kurang mampu Kampung Nelayan dengan target spesifik pada balita, remaja dan warga lansia.
Kader Posyandu Lansia Kampung Nelayan Rosmawati menyebutkan sekitar 600 KK warga Kampung Nelayan biasanya harus menggunakan perahu untuk menuju lokasi fasilitas kesehatan.
Kini, dengan hadirnya program pemeriksaan gratis, warga tak lagi kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan.
"Alhamdulillah membantu sekali lah program ini. Kami dapat cek darah ini dari Pertamina dan dapat makanan tambahannya juga," jelasnya.
Diceritakan Rosmawati, begitu program ini dibuka, warga Kampung Nelayan begitu antusias untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Kini, Posyandu Amanah sudah berjalan lima tahun dan menjadi andalan Kampung Nelayan. Kendati demikian, warga masih berharap Puskesmas dapat didirikan di kampung mereka.
"Sejauh ini belum ada Puskesmas. Hanya inilah Posyandu ini sebulan sekali. Kalau mau berobat untuk pertolongan pertama ada dari bidan desa. Mudah-mudahan maunya ada posko kesehatan. Kalau dulu sebelum ada Posyandu, kebanyakan makan obat kedai lah. Tapi saya selama ada Posyandu ini memang jarang minum obat kedai, ada sesekali kalau lupa bawa obat resep, rasanya jantung udah enggak kuat lagi minum obat kedai ini. Kalau dari Puskesmas sudah sesuai resep," kata Rosmawati.
Di tempat terpisah, Fuel Terminal Manager Medan Group Deden Suhermat menyebutkan program ini sudah berlangsung sejak tahun 2019. Artinya, sudah hampir lima tahun program ini dinikmati oleh masyarakat setempat.
"Program ini sudah berjalan sejak Tahun 2019, saat ini ada sekitar 30-35 lansia yang rutin cek kesehatan gratis," ungkap Deden.
Deden menyebutkan bahwa program ini hadir setelah melihat keterbatasan warga Kampung Nelayan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
"Bantuan ini diberikan karena kebiasaan lansia yang enggan untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Belawan. Mereka menganggap untuk menuju kesana itu jauh dan membutuhkan biaya tambahan untuk menyeberang menggunakan perahu," ucapnya.
Layanan yang diberikan meliputi cek metabolik dan senam lansia, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol, yang seringkali berhubungan dengan pola makan dan kondisi fisik yang telah menurun.
"Layanan kesehatan bagi lansia diarahkan untuk menjaga kesehatan yang umumnya telah mengalami penurunan karena usia lanjut," pungkasnya.
(nkm/nkm)