5 Cara Mencegah Praktik Bullying di Sekolah

5 Cara Mencegah Praktik Bullying di Sekolah

Tim detikEdu - detikSumut
Jumat, 20 Okt 2023 22:00 WIB
Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bully
Ilustrasi (Foto: iStock)
Medan -

Praktik bullying atau perundungan antar murid di sekolah marak terjadi. Ada beberapa cara mencegah terjadinya bullying, salah satunya dengan melibatkan orang tua murid.

Dilansir detikEdu Jumat (20/10/2023), peran guru sangat vital dalam mencegah adanya bullying antar murid. Dosen Keperawatan Jiwa FIK UM Surabaya, Uswatun Hasanah, mengatakan kejadian bullying muncul dalam berbagai bentuk mulai dari intimidasi, mengejek, atau dalam bentuk kekerasan fisik.

Menurut dia, bullying bisa menyebabkan hilangnya nyawa korban akibat kekerasan langsung atau korban yang memutuskan mengakhiri hidup akibat tidak tahan terus di-bully.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat siswa berada di lingkungan sekolah, tentunya secara penuh mereka berada dalam pengawasan dan tanggung jawab guru, sehingga guru memiliki frekuensi yang tinggi dalam berinteraksi dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas," ujar Uswatun dalam laman UM Surabaya.

Kemudian dia berbagi cara untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah. Simak ulasannya sampai akhir ya detikers!

ADVERTISEMENT

5 Cara Mencegah Bullying di Sekolah

1. Waspada

Uswatun meminta guru di sekolah lebih waspada terhadap tanda-tanda praktik bullying. Guru mengawasi banyak siswa dalam satu waktu tentu merupakan tantangan tersendiri tetapi bukan mustahil untuk dilakukan.

Perilaku kecil yang dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti tatapan mata tajam yang ditujukan hanya pada satu siswa tertentu atau memanggil nama teman dengan ejekan.

2. Peduli dengan Murid

Saat ada indikasi siswa melakukan intimidasi pada siswa lainnya, guru harus merespons. Begitu pula jika terdapat siswa selaku korban bullying yang menceritakan pengalamannya, guru sebaiknya menunjukkan kepedulian.

3. Jeli dan Peka

Guru perlu menyadari fakta yang terlihat di depan mata. Banyak kejadian tersirat yang membutuhkan kejelian dari para guru, khususnya dalam mengidentifikasi tanda perilaku bullying.

"Perlu disadari bahwa bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapapun, bahkan oleh siswa yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik juga berprestasi, atau juga oleh siswa yang nampak dalam kesehariannya sebagai siswa yang pendiam," jelasnya.

4. Menciptakan Ruang Kelas yang Aman

Ruang kelas yang aman tidak hanya aman digunakan saat belajar. Akan tetapi juga adanya rasa saling menghormati, saling mendukung, rasa aman untuk berinteraksi, bebas berekspresi, termasuk siswa mau bersuara saat menyaksikan perilaku bullying.

Guru dapat membantu membangun kedekatan antar siswa, sehingga mereka merasa saling terhubung satu sama lain.

"Jika dibutuhkan guru juga bisa menyediakan dokumen anti-bullying yang ditandatangani oleh seluruh siswa untuk menunjang terciptanya lingkungan kelas yang aman, tentunya dalam dokumen penting untuk menyertakan konsekuensi yang membangun bagi siswa yang melanggar dan prosedur penyelesaian masalah," paparnya.

5. Aktif Melibatkan Orang Tua

Terakhir, guru bisa melibatkan orang tua dalam penanganan bullying. Saat ada kejadian yang mengarah pada perilaku bullying, guru bisa menginformasikan hal tersebut pada orang tua pelaku maupun orang tua korban.

Hal ini agar orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya terkait cara bersikap. Sebaliknya, orang tua korban dapat mengajari mereka keterampilan sehingga mereka tahu cara melakukan intervensi ketika bullying terjadi.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads