Desi warga Bukittinggi yang juga seorang penjual nasi goreng di kawasan Campago Ipuh mengalami mual dan pusing usai konsumsi diduga beras sintetis. Setelah dilakukan uji lab, beras itu ternyata beras biasa dan bukan sintetis.
Lurah Campago Ipuh, Wisnaldi, membenarkan Desi sebagai warganya. Ia mengaku langsung datang ke rumah Desi saat mendengar kabar tersebut.
"Kepada kami beliau bercerita bahwa mengalami mual dan panas tenggorokan setelah mengkonsumsi beras," kata Wisnaldi saat dikonfirmasi detikSumut, Selasa (10/10/2023) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penuturan Desi, kata dia, peristiwa itu terjadi pada Selasa (3/10) silam. Waktu itu, Desi membeli 5 kg beras dengan harga Rp 14 ribu/kg . 2 kg di antaranya sudah dimasak, sekitar tiga kilo masih tersisa.
"Kalau lihat kondisinya, beliau baik-baik saja. Hanya kata beliau saat itu sempat pergi ke klinik terdekat. Suami dan anaknya juga beraktivitas seperti biasa," katanya.
Desi Konsumsi Beras Biasa
Kepala Dinas Pangan Sumbar, Syaiful Bahri, memastikan bahwa yang dikonsumsi Desi adalah beras biasa. Hal itu berdasarkan hasil uji lab,
Syaiful menyebut beras itu berjenis Sokan (beras lokal Sumbar) dan berasal dari Kabupaten Pasaman.
"Kami sudah memperoleh hasilnya pada Sabtu lalu. Hasilnya bukan sintetis. Beras itu murni beras lokal, yang berasal dari Kabupaten Pasaman," katanya saat ditemui detikSumut, Senin (16/10/2023).
Lebih lanjut, tekstur beras yang diduga sintetis itu menurutnya sedikit pulen dari beras jenis Sokan pada biasanya. Terkait kondisi pedagang yang diduga menjual beras sintetis, ia menyebut akan menginstruksikan Dinas Pangan Bukittinggi untuk memberikan pendampingan pada pedagang tersebut.
"Karena dugaan beras sintetis ini viral, pasti pedagang ini terdampak efeknya. Karena setelah hasil keluar kami pastikan lagi dia tidak terdampak. Mengenai pendamping kami akan minta Dinas Pangan Bukittinggi mendampingi," katanya.
Terkait kondisi Desi setelah mengonsumsi beras tersebut mengalami pusing dan mual serta tenggorokan panas, Hendry mengatakan bukan disebabkan karena mengonsumsi beras tersebut. Melainkan disebabkan oleh penyakit lain.
"Mengenai kabar dia sakit setelah mengonsumsi beras itu, kami juga sebelumnya juga sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan. Berdasarkan keterangan Dinas Kesehatan tidak ada hubungannya kesehatan ibu itu dengan beras itu," jelasnya.
(astj/astj)